Malam sudah sangat larut, tapi Rain yang berbaring menghadap langit-langit kamar dengan mata terpejam, bisa merasakan Jeanna di sebelahnya. Dengan sangat jelas. Bagaimana tidak? Sedari tadi, gadis itu terus bergerak di sebelahnya. Berbaring menghadap Rain, lalu memunggungi Rain beberapa detik kemudian, dan tak lama dia kembali menghadap Rain. Begitulah, sampai Rain kehabisan kesabaran dan membuka mata.
"Jika kau terus bergerak-gerak seperti itu, aku akan menendangmu dari tempat tidur," ancam Rain frustrasi pada Jeanna yang berbaring di sebelahnya.
"Tapi, saya tak bisa tidur, Pak," jawab Jeanna.
"Kenapa?" tuntut Rain. "Apa kau takut bermimpi buruk?"
Jeanna menggeleng. "Saya tak sabar menunggu pagi."
Rain mengerutkan kening. "Kenapa memangnya kalau sudah pagi?"
Jeanna tersenyum lebar. "Saya ingin pergi ke camping car-nya."