Aku membayangkan saat ketika kita bertemu lagi untuk sekian kali.
Itu seharusnya seperti sesuatu yang keluar dari film, dan aku sudah merencanakan semuanya—hal-hal yang akan kukatakan padanya, caraku membuat dia berdiri. Aku ingin menjadi sangat ramah. Tetapi karena aku benar-benar dibutakan oleh reuni kami, yang bisa aku lakukan hanyalah berdiri di sana dengan mulut ternganga.
Empat tahun telah berlalu sejak dia memasukkanku ke dalam bus ke Jakarta, di mana seorang bibi dan paman yang belum pernah kutemui sebelumnya sedang menunggu untuk membawaku ke rehabilitasi. Aku sudah memohon padanya untuk ikut denganku, tapi dia menolak. Dia bilang aku tidak butuh pecandu seperti dia menyeretku ke bawah.
Dia telah menyelamatkan hidupku. Aku tahu itu. Dalam hitungan hari atau minggu, kecanduanku akan membunuhku.