Bima ragu akan hal itu. Ia yakin, Shari pastilah tidak sekejam yang ia pikirkan. Shari pasti masih ingin bertemu lagi dengan Rezqi.
Ya, pasti begitu, pikir remaja SMP itu lagi. Bukankah selama ini Kak Shari dan Bang Rezqi terlihat begitu dekat, begitu romantis sampai-sampai setiap sore di lapangan di hadapannya itu para pemuda dan pemudi menjadi iri melihat kedekatan mereka berdua?
Tidak mungkin hanya karena satu persoalan, lantas langsung menjadi membenci hingga ke tulang?
Bima seolah bertarung dengan dirinya sendiri.
Setelah memikirkan satu-dua hal, Bima pun lantas bangkit, dan segera berlalu. Tujuannya, tentu ke rumah Babeh Djaja untuk menemui Shari. Semoga saja gadis itu sudah pulang dari kuliahan, dan semoga saja Babeh Djaja sedang tidak ada di rumah.