"Nggak apa-apa," ujar Rezqi. "Sudah lama berlalu ini."
"Pasti Jodi yang cerita, kan?"
"Yaah," Rezqi tertawa halus mengingat lagi kejadian saat pertama kali ia bertemu dengan Jodi kala itu.
Keduanya kembali sama berdiam diri untuk beberapa detik lamanya. Saling mencuri-curi pandang. Dan kemudian sama-sama tidak bisa menahan tawa dari mulut masing-masing sebab sama mengetahui bahwa lawan bicara yang dalam kondisi kehabisan bahan untuk menyambung pembicaraan.
Tawa merdu dari gadis itu benar-benar bisa membuat pikiran melayang kemana-mana, bahkan terasa menyenangkan di dalam dada, pikir Rezqi. Terlebih, sembari sama-sama tertawa karena malu-malu itu Amia menjulurkan tangannya mencubit pelan tangan Rezqi.
"Ayolah, Amia…" ujar Rezqi kemudian.
Dan harus ia akui, entah kekuatan dari mana namun yang pasti ia merasa menjadi lebih nyaman saja sekarang untuk berbicara dengan gadis tersebut. Sebut saja, sedikit lebih berani, di luar dair kebiasaannya sendiri selama ini.