"Yeah," Amia mengangguk-angguk dengan senyuman lebar. "Kayaknya emang kek gitu. Aku sendiri udah dua hari di sini. Kamu?"
"Sama dong," sahut Ambar dengan kedua mata membesar. "Jangan bilang kita berangkat di hari yang sama, ya?"
"Senin," jawab Amia. "Jangan bilang kalau kamu juga menginap di Pulau Sture, ya?"
"Astaga!" Ambar terkikik lagi karena hal tersebut. "Dari Soetta?
"Waah…" seru Amia. "Harusnya kita berangkat bareng tuh."
"Bener-bener, deh."
Kembali keduanya berpelukan erat.
"Kamu sendirian?" tanya Amia kemudian. Ambar menggeleng.
Sementara itu Dinda sedikit penasaran sebab sepertinya Ambar mengenal dua orang yang asing bagi mereka berempat itu.
"Dari mana kenalnya tuh anak?" tanya Steaven.
Tentu saja ketiga temannya yang lain sama mengendikkan bahu, sama-sama tidak tahu. Karena penasaran, mereka pun akhirnya mendekati Ambar tepat saat Ambar melirik ke arah teman-temannya itu.
"Bareng temen-temen," ujar Ambar kemudian. Lalu menggerakkan tangannya. "Guys!"