"Itu mah haknya Babeh," ujar Rezqi. "Suasana hati orang lain, mana bisa kita atur-atur, Beh."
"Serah ape lu kate," sahut Babeh Djaja.
Saat itu, Babeh Djaja dan Rezqi sudah sampai di depan rumah Babeh Djaja. Kebetulan pula ada Shari yang sedang menyapu beranda depan itu.
"Assalamualaikum," ujar Babeh Djaja.
"Waalaikumsalam," balas Shari, lalu ada senyum manis yang hadir di sudut bibirnya kala melihat Rezqi juga datang bersama sang ayah. "Bang Rez."
Rezqi tersenyum mengangguk membalas sapaan itu. Babeh Djaja memandang sebentar ke arah Rezqi, lalu kepada sang anak, dan balik lagi kepada Rezqi. Pria tua tertawa halus sembari geleng-geleng kepala sebelum akhirnya melangkah ke arah sisi kiri rumah.
"Hayuuk, Rez," ajak Babeh Djaja. "Gue ngajakin elu di mari buat bantuin si Sanib, bukannye nemuin anak gue."
"Apaan sih, Babeh?" ujar Shari dengan sedikit merajuk, ia melirik sekali lagi ke arah Rezqi dan kemudian berlalu ke dalam rumah.