Sesaat Jeje tercenung di bawah air yang mengalir deras dari selang keran, bukannya shower. Rasanya begitu segar mengingat ia dari pagi hingga siang kewalahan merawat Ryushin. Kalau Jeje tidak diompolin Ryushin, pasti dia belum ingin mandi juga siang ini. Lagipula, ini 'kan hari libur.
"Baiklah ... besok aku akan mulai mencari kerja," gumam Jeje sambil menikmati air keran yang mengguyur kepalanya. Otaknya terasa panas, karena ujian kemarin. Sekarang, otaknya semakin panas memikirkan biaya hidupnya untuk ke depan.
Namun, tiba-tiba ingatan Jeje kembali menggambarkan kejadian 'Malam Penuh Dosa' itu. Entah setan dari mana yang membisikkan Jeje untuk bersetubuh dengan Nana malam itu. Benar kata Shika waktu itu, semua itu bisa jadi hanya modus Jeje yang ingin menggagahi Nana.
Meski berusaha tegar, tapi terkadang Jeje masih sering menangis juga ketika merasa kewalahan merawat Ryushin. Apalagi Jeje yang belum bisa menghasilkan uang sendiri ini.