Descargar la aplicación
91.83% Duke tua adalah wanita cantik / Chapter 90: 90. the one who know everything

Capítulo 90: 90. the one who know everything

90. Orang yang mengetahui segalanya.

Penulis itu hanya tersenyum saat Venus menanyakan identitasnya.

"Katakan, siapa anda sebenarnya? Mengapa Anda bisa tahu nama asli ku? "

"Mi young.. Ah, apa sebaiknya kupanggil Venus? Akhirnya kau kembali ke dunia tempatmu berada. "

"Kembali? "

Apa ini? Kenapa dia menanyakan hal aneh seperti ini lagi? Seakan-akan dia tahu bahwa Venus masuk ke dunia lain.

"Jangan mengacaukan dunia yang tidak seharusnya kau kacaukan. Takdir bukan sesuatu yang dapat kau ubah seenaknya."

"!"

Penulis itu berbicara dengan nada rendah seakan sedang mengancamnya. Mata Venus terbelalak ketika mendengar perkataan itu.

Brakk

Kursi tempat duduknya terjatuh kebelakang, Venus yang terduduk itu memundurkan tubuhnya sehingga membuat dirinya jatuh keatas lantai.

"Kenapa... Kenapa kau tahu? Moirai, siapa kau sebenarnya? Jawab aku! "

Para penggemar yang sedang berbaris dibelakang garis pembatas terlihat heran memandangi Venus. Tetapi Venus tidak memperdulikan semua itu, sekarang yang menjadi prioritas untuknya adalah mengetahui identitas asli dari penulis moirai yang berada didepannya.

'Siapapun dia, aku yakin dia bukan manusia biasa.'

Penulis itu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Venus yang masih terduduk dilantai. Kemudian dia segera membungkuk dan membisikkan sesuatu ditelinga nya.

"Siapa aku? Aku adalah orang yang sangat mengenalmu, ingatlah peringatanku venus, jangan mengacaukan takdir siapapun lagi! Jika kau melakukannya lagi, aku yang akan menghukummu sendiri! "

Setelah mengucapkan hal aneh di telinganya, penulis itu segera meninggalkan tempat itu. Kepergian penulis itu secara tiba-tiba membuat suasana ditempat itu menjadi kacau.

Venus memikirkan kembali perkataan yang baru didengarnya.

Orang yang sangat mengenalku? Dia memperingatkan ku untuk tidak mengacaukan takdir. Dia yang akan menghukum ku sendiri? Dia berbicara seperti itu seakan-akan.... seakan-akan...

"Dia yang mengatur takdir itu sendiri. "

Benar, seperti itu. Wanita itu berbicara seperti dia yang mengatur takdir itu sendiri.

"Moirai"

Siapa dia sebenarnya? Aku tidak pernah mendengar nama itu sama sekali. Ini benar-benar tidak masuk akal.

Venus segera bangkit dan mencoba mengejar sosok moirai yang telah berjalan pergi. Tetapi Venus tidak menemukan siapapun.

"Harusnya dia berjalan menuju tempat ini! "

Tempat parkir yang sedikit gelap itu terlihat sunyi, tidak ada tanda bahwa ada orang lain  selain dirinya.

"Kenapa penulis itu seperti menghilang?"

Seolah-olah tertelan oleh kegelapan.

******************************************

Sudah berapa hari? Entah sudah berapa hari dirinya terduduk dilantai kamarnya sambil menegak wine yang ada ditangannya.

Botol wine kosong berserakan diatas lantai kamarnya, walaupun sudah mengkonsumsi banyak alkohol, dirinya tetap tidak dapat tertidur. Perasaannya semakin kacau dan tersiksa.

Rowan tidak pernah merasakan hal yang lebih menyakitkan seperti ini selama hidupnya.

"Venus... "

Nama itu terus terucap dari mulutnya, nama itu pula yang terus memenuhi pikirannya.

Wanita itu adalah wanita yang berhubungan dengan sihir hitam. Wanita itu pula yang telah mengambil alih tubuh ayah yang dibencinya.

'Venus telah mati'

Dia sangat paham bahwa Venus telah melakukan hal yang sangat dibencinya, apalagi tubuh yang ditempatinya itu adalah tubuh yang menjijikan. Saking menjijikannya, rowan ingin memotong-motong tubuh itu dengan pedangnya sendiri.

Tetapi apa ini? Kenapa setelah ariel mengeluarkan roh Venus dan membuat Venus mati, dirinya malah merasa begitu tersiksa? Padahal jika ariel tidak melakukan  hal itu, dirinya sendiri yang akan memotong leher Venus.

Ketertarikannya terhadap Venus sangat tidak biasa. Ketika awal pertemuan mereka ditaman Duke, dirinya seperti terhubung dengan wanita itu dan tidak dapat melepaskan wanita itu dari pikirannya.

Semua itu terjadi begitu saja, hingga dia menyadari perasaannya sendiri. Saat itu.... Saat itu mereka merahasiakan identitas mereka masing-masing.

Nona malaikat, ini adalah nama yang dipanggil olehnya. Tidak ada perasaan berat maupun tertekan dari pertemuan mereka. Yang dirasakan olehnya hanyalah perasaan rindu yang mendalam, perasaan bahagia yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Saat itu adalah saat yang sangat berharga untuknya.

Baru saat ini aku menyadarinya, jika waktu dapat diputar kembali, aku tidak akan penasaran tentangmu, aku tidak akan menanyakan nama dan asalmu. Cukup sosokmu yang begitu bercahaya dibawah cahaya bulan saja sudah dapat membuatku bahagia. Cukup seperti itu, dirimu satu-satunya yang menjadi malaikatku.

"Venus...maafkan aku... "

Air mata yang telah mengering di pipinya sekarang kembali basah lagi dengan air mata baru. Sambil memanggil nama Venus secara berulang-ulang, air mata itu terus mengalir.

Aku menyesalinya, maafkan aku. Aku menyesali semuanya.... Kembalilah....

"Maafkan aku Venus....."

"Maafkan aku yang telah membuka kotak pandora ini... "

Kotak pandora yang tidak boleh dibuka, kotak pandora yang hanya berisi kesengsaraan dan penderitaan. Hanya karena rasa penasaran dan keegoisannya, dirinya telah membuka sendiri kotak pandora yang telah ditutup oleh Venus dan dirinya.

Sekarang yang tersisa hanyalah kesedihan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Perasaan marah, perasaan sedih, perasaan menyesal semua itu sangat menyiksanya.

Apa yang dirinya inginkan saat ini? Bagaimanapun juga akhir dari semua pikirannya hanya ada satu hal.

'Aku menginginkan dirimu kembali venus'

"Venus... "

Sekali lagi nama itu keluar dari mulut rowan.

******************************************

"Ketua, kita telah sampai. "

Setelah berkuda 5 hari lamanya, akhirnya Elliot dan pengikutnya telah sampai di desa gorgolta.

Pemandangan yang menyambut mereka ditempat itu adalah tulang-tulang manusia yang berserakan diatas tanah. Bau busuk bangkai yang bertebaran dimana-mana, membuat para pengikutnya menutup hidung mereka dengan telapak tangan mereka.

Desa itu memang pantas untuk disebut tempat pembuangan dan pengasingan kriminal. Hawa kematian yang pekat menyelimuti tempat itu, hanya berada didalam tempat itu selama beberapa saat saja, telah membuat para pengikutnya kehilangan energinya.

Desa ini adalah desa yang tidak terlindungi dari sihir hitam. Tidak terdapat rumput hijau dan pepohonan, hanya ada padang tandus yang luas.

"Aku telah merasakannya.... Ini, sihir hitam dari arah tempat itu. "

Riot segera menunjuk ke suatu tempat karena dia telah merasakan sihir hitam yang kuat disana. Arah tempatnya adalah gua yang terlihat tidak jauh dari tempat mereka berhenti.

"Segera kesana! "

Elliot segera memacu kudanya agar dapat mencapai tempat itu dengan cepat.

Setelah sampai didepan mulut gua, Elliot dan para pengikutnya turun dari kuda mereka.

Riot memimpin jalan masuk dari mulut gua.

"Hah, ada tamu yang tidak diundang rupanya. "

Suara serak terdengar dari dalam gua yang gelap. Perlahan sosok lelaki tua yang memakai setelan serba hitam mulai terlihat berjalan keluar mendekati mereka.

"Siapa kau? "

Pria itu mulai bertanya kepada mereka dengan nada kasar. Elliot dan pengikutnya segera mencabut pedang mereka untuk bersiap menyerang.

"Woah... Tunggu dulu tuan! Lelaki ini adalah teman.... Tidak perlu menyerang sesama teman bukan?"

Riot segera menenangkan Elliot yang terlihat seperti akan segera membunuh lelaki yang ada didepannya itu.

"Perkenalkan saya riot pengikut penyihir farel, sama seperti anda. "

Riot mulai berjalan kedepan, mendekati lelaki itu dan memperkenalkan dirinya.

Dari tangannya keluar cahaya hitam, itu adalah bagian dari sihir hitam yang dimilikinya, untuk memperjelas identitasnya.

Setelah pria tua itu melihat sihir hitam riot, ekspresi wajahnya menjadi sedikit lebih lega dari sebelumnya. Dia segera memperkenalkan dirinya dengan suara yang terdengar lebih ramah.

"Saya Laxus pengikut penyihir farel. "

Laxus membungkukkan badannya dengan hormat kepada mereka.

"Apa tujuan kalian kemari? "

Tanpa basa basi Elliot melangkah menghampiri Laxus dan mengatakan tujuannya.

" Aku menginginkan artefak Farel yang kau miliki. Berikanlah padaku! "

"..... Apa yang ingin kau lakukan dengan artefak itu? "

"Mengikat kontrak dengan Farel"

Laxus tampak sedikit terkejut mendengar penjelasan Elliot. Riot segera menambahkan perkataan Elliot.

" Lelaki ini akan mengikat kontrak jiwa dengan tuanku Farel, karena itu dia membutuhkan artefak itu. "

"Apa tujuan kontrak itu? "

"Tujuan kontrak itu adalah untuk mengembalikan  roh ke tubuh yang mengikat kontrak jiwa dengan Farel. "

Sambil menunjuk mayat piero van trochel yang dibawa oleh mereka.

" Itu adalah cangkang yang seharusnya ditempati oleh tuanku Farel, namun sekarang cangkang itu telah menjadi kosong. "

Seakan mengerti maksud dari penjelasan riot, Laxus menganggukkan kepalanya.

"Ikuti aku. "

Laxus membawa mereka masuk ke area dalam gua. Obor api digantung di sekitar dinding gua untuk menerangi tempat itu. Tanah gua yang terasa basah dan udara lembab mulai terasa, setelah mencapai tempat yang dituju, elliot melihat altar persembahan yang berisi tulang-tulang manusia yang terdapat ditengah tempat itu. Tampaknya ini adalah tempat pemujaan sihir hitam Laxus.

Laxus mulai menyingkirkan tulang-tulang yang ada diatas meja altarnya.

" Letakkan tubuh itu disini. "

Laxus menunjuk altar yang telah dibersihkan olehnya. Pengikut Elliot segera mengangkat tubuh piero van trochel untuk ditempatkan diatas altar.

Setelah selesai menempatkan tubuh piero, Laxus mengambil sebuah kotak yang ditempatkannya dibawah altar.  Kotak itu adalah kotak yang berisi artefak peninggalan Farel.

"Sebelum kotak ini kubuka, kau harus menyelesaikan  upacara pengikatan jiwamu kepada Farel. "

"Ehm, tuan... Lebih baik pengikut anda menunggu diluar, karena upacara ini akan berbahaya bagi nyawa mereka. Mungkin akan terdapat ledakan sihir hitam yang dapat melukai mereka. "

Riot segera menjelaskan hal itu kepada elliot.

"Lakukanlah seperti perkataannya! "

Setelah Elliot berkata seperti itu, pengikutnya hanya dapat diam dan menuruti perintahnya. Kekhawatiran terpancar diwajah mereka, namun Elliot tidak memperdulikan nya.

Setelah mempersiapkan ritualnya, riot dan Laxus maju didepan meja altar untuk memulai upacaranya, Elliot berdiri tepat dibelakang mereka.

Laxus mengeluarkan mangkuk yang terbuat dari perak, sambil memberikan mangkuk itu dan sebuah belati kecil kepada Elliot yang berdiri dibelakangnya.

"Irislah tangan anda dan penuhi mangkuk ini dengan darah anda! "

Tanpa pikir panjang, Elliot segera mengiris lengan kirinya dengan belati itu. Darah segar mengucur deras dari tangannya. Semua darah yang dikeluarkan olehnya masuk kedalam mangkuk perak yang diletakkan diatas tanah. Walaupun  tubuhnya telah mengeluarkan  banyak darah, wajah Elliot masih terlihat tanpa ekspresi.

Setelah mangkuk itu penuh oleh darah merah Elliot, Laxus mengambil mangkuk itu dan meletakkannya keatas altar.

Laxus dan riot mengambil belati kecil yang mengiris lengan Elliot untuk memulai ritual mereka. Dia mengiris sedikit pergelangan tangannya kemudian menggunakan darah yang keluar dari tubuhnya untuk menggambar mantra diatas permukaan batu altar, begitu pula yang dilakukan  oleh riot. Gambar mantra keduanya sekarang telah memenuhi semua permukaan batu.

Notes:

Sekarang kita sudah mulai bahas Venus, rowan dan Elliot.

Maxi masih dikurung yah guys😔

Kapal kalian berlayar ke siapa nih?

Kunci pentingnya masih belum keluar loh, jadi penentuan semuanya setelah semua puzzle nya terhubung. Bentar lagi bakal masuk ke cerita penting.

Yang udah baca sampai chapter ini, makasih yah. Jangan lupa mampir di novel lainnya juga yah. Dijamin greget😊


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C90
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión