Descargar la aplicación
11.61% Salju Di Korea / Chapter 28: Bab 28 Kusimpan Rinduku Untukmu(5)

Capítulo 28: Bab 28 Kusimpan Rinduku Untukmu(5)

Bi Inah masih sibuk di dapur membereskan peralatan dapur yang baru digunakan selepas masak sarapan pagi.

"Bi, ayo kita sarapan dulu bersama." Kembali Nyonya Indah memangil Bi Inah untuk diajak makan bersama.

"Iya, Bu." Kata Bi Inah datang dan menghampiri Nyonya Indah untuk bergabung sarapan pagi bersama.

"Kalau tidak ada perubahan jadwal penerbangan besok Bapak pulang dari Amerika Serikat. Rencana Mama cuti kerja besok untuk jemput Bapak ke bandara. Raja baik-baik ya di rumah sama Bibi. Jangan merajuk sampai tidak mau makan. Kasihan Bibi jadi serba salah. Bibi sudah cukup lelah urus pekerjaan rumah dari pagi hingga malam. Jangan ditambah dengan sikap kamu yang kekanak-kanakan.!" Kata Nyonya Indah di hadapan mereka berdua .

Sebentar kemudian Nyonya Indah beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kamar untuk mengambil beberapa kelengkapan kerjanya di kantor.

"Raja, Mama berangkat dulu ya sayang."Kata Nyonya Indah kepada Raja seraya menggapai kepala Raja dan menciumnya.

"Bi, Aku berangkat kerja dulu ya Bi." Kata Nyonya Indah kepada Bi Inah.

"Iya Bu, hati-hati di jalan." Kata Bi Inah.

Nyonya indah menuju car port dan mobil itu Berjalan setelah terlebih dulu memanaskan mesinnya. Dan Bi Inah kembali menutup pintu gerbang rumah dan kembali masuk ke dalam rumah dan menghampiri Raja.

"Nak Raja, mau Bibi antar keluar rumah menikmati sinar matahari pagi mumpung masih terasa hangat." Kata Bi Inah kepada Raja.

"Bolehlah Bi." Kata Raja dengan suara sedikit samar akibat terganggunya sistem syaraf di otaknya.

Bi Inah mendorong kursi roda itu dan membawanya keluar rumah .

Di sudut rumah itu ada taman kecil dengan kolam ikan dan pancuran air dipadu dengan pepohonan dan bunga warna-warni seolah memberikan suasana yang menentramkan.

"Nak Raja, disini dulu menikmati udara pagi dan hangatnya sinar matahari pagi. Mau Bibi ambilkan majalah, atau gadeged agar Nak Raja terjaga dari lamunan yang tidak penting." Kata Bi Inah kepa Raja. Raja mengangguk tanda mengiyakan.

Bi Inah meninggalkan Raja dan berjalan masuk kedalam rumah untuk mengambil gadeged dan majalah dan kembali kepada Raja yang duduk di atas kursi roda .

"Ini majalah dan gadged untuk Nak Raja." Kata Bibi kepada Raja dan menaruhnya barang itu diatas meja kecil yang menyatu dengan kursi roda.

"Iya." Jawab Raja.

"Nak Raja, sudah ya bibi ke belakang dulu, kalau Nak Raja butuh sesuatu tetap saja di sini, Bibi khawatir Nak Raja bisa jatuh atau apa. Nanti Bibi akan sering-sering kembali tengok Nak Raja."

Raja membalas dengan anggukan.

Sementara Pak Karta sedang dalam perjalanan menuju bandara .

"Where you come from?" Tanya sopir taksi itu kepada Pak Karta.

"Iam from Indoneasia." Jawab Pak Karta

"Your busines?" Tanya sopir taksi itu.

"Iam escort my son, Study in Harvard University." Jawab Pak Karta kepada sopir taksi itu.

"good luck." Kata sopir taksi itu.

"Thank you." Jawab Pak Karta kepada sopir taksi itu.

Tidak berapa lama mobil itu memasuki area bandara logan di Boston.

"This is Logan air port." Kata sopir taksi itu.

"Yes, Thank You." Jawab Pak Karta sambil memberikan uang dolar kepada sopir taksi itu.

"You are well come." jawab sopir taksi itu dan pergi meninggalkan Pak Karta di halaman bandara itu.

Di awal masuk kuliah Syifa segera menyesuaikan kondisi dan lingkungan yang ada. Di kampus baru, teman baru dan lingkungan yang berbeda Syifa segera menyesuaikannya.

Pagi itu setelah selesai masak untuk sarapan pagi, Syifa segera mandi. Di belakang rumah ada sumur yang airnya jernih. Beberspa meter dari sumur itu ada kamar mandi dengan bangunan sederhana peninggalan kakek dan nenek Syifa. Selesai mandi Syifa berganti baju untuk persiapan berangkat kuliah.

Setelah berganti baju dan merapikan diri kemudian Syifa sarapan pagi dengan makanan yang baru ia masak sebelumnya. Tidak lupa ia menyisakan makanan dan dia taruh dalam kotak makan untuk bekal kuliah nanti. Khawatir kuliah sampai siang dan juga untuk menghemat uang saku.

Setelah semuanya beres dan waktu sudah agak siang Syifa berangkat kuliah dengan berjalan kaki menyusuri jalan kampung hingga sampai halte bus, tempat Dia menunggu bus yang akan ke kota.

Butuh waktu hampir satu jam untuk sampai ke kota tempat kuliah Syifa. Tiba di kampus syifa langsung di sapa teman barunya Rina.

"Hai Syifa! Sendirian dari rumah?" sapa Rina.

"Eh, Rina, Iya, hanya aku sendiri yang dari rumah yang lain tinggal di kost.

"Tempat kost Aku masih ada yang kosong kalau kamu minat Syifa." Kata Rina kepada Syifa.

" Tidak Rin, Aku tinggal di rumah saja. Lagi pula rumahku siapa yang menempati. Aku kan tinggal di rumah sendiri." Kata Syifa kepada Rina.

"Lantas kedua orang tuamu ada di mana?" Tanya Rina kepada Syifa.

"Ayahku meninggal saat usiaku masih kanak-kanak lantas Ibuku menitipkan Aku kepada Kakek dan Nenek di kampung. Belum lama ini Kakekku meninggal dan baru beberapa bulan Ibuku meninggal terakhir belum genap setahun Nenekku meninggal dan kini aku hidup sendiri." Cerita Syifa kepada Rina.

"Sedih sekali mendengar kisah hidupmu Syifa. Bagaimana dengan kebutuhan hidupmu sehari-hari Syifa. Siapa yang menanggung biaya hidupmu dan juga kuliah kamu Syifa." Tanya Rina Kepada Syifa.

"Aku kerja Rin." Jawab Stifa.

"Kapan kerjanya? Pagi Kamu kuliah sampai siang. Sore pasti badan sudah capek, belum lagi kalau ada tugas." Kata Rina.

"Sehabis kuliah siang hari, Aku langsung pulang dan makan baru berangkat kerja di tempatnya Pak Haji dengan sistem borongan." Terang Syifa.

"Kerja apa di sana?" Tanya Rina kepada Syifa.

"Pabrik makanan ringan. Ada yang sistem harian ada yang sistem borong." Terang Syifa.

"Syifa, kamu beruntung bisa kerja menghasilkan uang dari jerih payah sendiri. Seumur-umur aku belum pernah kerja cari uang meskipun untuk diri sendiri." Kata Rina.

"Justru Kamu beruntung Rina, masih ada yang menanggung hidupmu. Sementara Aku bekerja karena terpaksa." Kata Syifa.

Mereka berdua berjalan memasuki pintu gerbang kampus untuk selanjutnya mengikuti kuliah di jam pertama.

Demikian halnya dengan Sabda. Di hari pertama masuk kuliah terasa berada di dunia yang berbeda. Lingkungan baru teman yang baru dan tentu bahasa yang berbeda.

"Hai Friend where you come from, your country?" Tanya bule dari Amerika serikat.

"Iam from Indonesia." Jawab Sabda kepada bule itu.

"Indonesia, Bali?" Tanya bule itu.

"Iam Indonesia from Java." Jawab Sabda.

"Your name?" Tanya bule itu kepada Sabda.

"My name is Sabda." Jawab Sabda singkat

"And You?" Tanya Sabda balik.

"My Name is Andrew." Jawab bule itu.

Mereka berdua berjalan menuju ruang belajar untuk mengikuti materi kuliah.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C28
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión