Eva melihat orang-orang memandang dirinya juga Hilman. Membuat perasaan tidak nyaman pada diri Eva. Tapi bukan karena rasa tertariknya orang-orang pada Eva. Melainkan rasa bangganya pada Eva karena mereka pikir, Eva dan Hilman yang mengajari pengajaran adab yang benar. Seperti berdoa sebelum makan, yang dilakukan anak-anak tersebut.
"Wah, hebat sekali, Mbak dan Masnya ini sudah mengajarkan adab yang baik bagi anak-anak." Pria itu mengatakan seraya menaruh es teh manis itu. "Mereka anak-anaknya Mas sama Mbak ini?" tanyanya kemudian dengan menunjuk ke arah anak-anak yang sedang makan itu.
"Eh, bukan-bukan," jawab Eva gugup. Ia baru menyadari maksud dari penjaga warung itu. "Hehh ... dia anak-anak desa kami yang sedang kami ajak jalan-jalan," tandas Eva.