Selama satu jam, Hilman duduk di depan pintu kamarnya dengan Eva. Selama satu jam itu, ia menunggu Eva agar membukakan pintu untuknya. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membujuk Eva lagi.
"Mas," panggil Laila. "Kenapa kamu tidur di luar?" tanyanya dengan nada rendah. Karena sudah malam, ia memelankan suara agar tidak terdengar orang lain.
"Laila," lirih Hilman lemas. Karena ia sudah capek menghadapi kenyataan bahwa Eva sudah tidak mau bertemu dengannya.
Ada perasaan kecewa, marah dan benci pada diri Eva. Eva kecewa karena merasa dirinya sudah tidak dihargai oleh Hilman lagi. Ia marah, ketika ia menyangka, Hilman sudah menduakan dirinya. Ia juga membenci dirinya sendiri karena tidak bisa melihat Hilman dan Laila bahagia bersama.
Eva tengah duduk di balik pintu. Sedari tadi, ia berdiam diri di sana, mendengarkan ocehan dari Hilman. Percuma saja Hilman berbicara panjang lebar kalau tidak ada jawaban sama sekali.