"Ada ide untuk menguping mereka gak?" tanya Suryadi kepada Faris.
Sontak, lontaran pertanyaan tersebut membuatnya bingung kepalang. Maklum saja, dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Belum lagi mereka berdua belum mendapatkan intel apapun di café. Beberapa waktu kemudian, Jeri sudah selesai dari kamar mandi. Mr. Russia melihatnya langsung memberikan sapu tangan kepadanya.
"Ini. Kuberikan kepadamu," "Tapi tuan—"
"Ambil saja. Aku tidak membutuhkannya."
Akhirnya Jeri menerimanya dan membungkukkan badannya. Terlihat aku bersikap tegang dan tanganku gemetaran. Aku tidak mau salah mengambil langkah. Kalau tidak, urusannya bisa panjang. Karena itulah, bersikap wajar merupakan kunci untuk berkomunikasi dengan Mr. Russia. Inilah kenapa aku tidak mau bertemu dengan para petinggi dan politikus. Mereka pasti bertindak semaunya sendiri.
"Reza, aku ingin mengajakmu ke kantorku. Kita ingin berbicara mengenai café yang kamu jalani," kata Mr. Russia.
Chapter ini adalah akhir dari kisah dari tiap universe yang ada. Alasan kenapa aku akhiri lebih cepat supaya bisa fokus ke next project. Anggap saja ini cliffhanger ending
Tenang saja. aku tetap prioritaskan karya ini untuk direvisi. Supaya bisa masuk global dan lain-lain.
Anyway, terima kasih sudah baca karyaku ya. See you next time.