Kania mengambil plester yang ada di kotak P3K. Kemudian ia menempelkan plester tersebut ke pipi Sonya yang terluka. Sonya terlihat sangat pucat, ia hanya menatap dengan tatapan kosong bahkan bola matanya seperti tidak bergerak sedikitpun. Kelopak matanya juga seperti enggan untuk berkedip.
Sonya benar-benar merasa sangat hancur, seseorang yang sangat ia percayai untuk bisa menjadi pelabuhan terakhir hatinya, ternyata pria itu telah menyakitinya sampai sedalam ini. Bahkan kehadiran Tere dalam hidup Sonya membuatnya enggan untuk mengenal lebih dalam apa itu cinta.
"Sonya, berhentilah menangis, ayo kita pergi jalan-jalan di tepi pantai, dan melihat senja, sebentar lagi senja akan muncul!!" ajak Kania lembut dan penuh semangat.
Sonya hanya mengangguk dan masih dengan tatapan kosong. Kania mencoba menuntun Sonya keluar dari kamarnya. Tiba-tiba dari kejauhan tampak Tania sedang berjalan mendekati mereka.
"Kania, Sonya. Kalian mau pergi kemana?" tanya Tania.