Sebuah Squadron Luftwaffe (Angkatan Udara Prussia) tiba di Pangkalan Udara Voronezh. Walaupun Prussia tidak mengumumkan dan menyatakan perang, akan tetapi mereka telah mengirimkan Squadron-nya untuk membantu kelompok pemberontak di Donbass. Para Squadron dari Prussia itu mengenakan seragam dengan patch berbendera Russia.
Russia juga bersikap seperti Prussia. Hanya saja, seluruh pintu perbatasan Russia dengan Donetsk, dan Luhansk dibuka lebar untuk mempermudah mobilisasi bantuan. Orang-orang keluar-masuk Russia di sepanjang perbatasan Donetsk dan Luhansk dengan mudah dan dijaga oleh Tentara Russia beserta para milisi dari Donetsk dan Luhansk.
Beberapa titik di Kota Luhansk telah meledak dan hancur setelah dibom oleh Angkatan Udara Ukraina. Serangan Angkatan Udara Ukraina menghancurkan tempat seperti universitas dan juga sekolah-sekolah. Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
"Untungnya serangan hanya menghancurkan Universitas dan beberapa Sekolah. Sepertinya Kiev berencana untuk membuat kita semakin bodoh," ujar salah seorang Warga Sipil yang melihat bangunan Universitas Donetsk yang hancur sebagian akibat serangan udara Ukraina.
Sementara itu, artileri-artileri Tentara Ukraina tengah menembakkan peluru-pelurunya secara acak ke beberapa posisi musuh di Donetsk maupun Luhansk. Peluru-peluru tersebut menghancurkan juga merusak jalan, rumah, taman, sekolah, stasiun bahan bakar, gereja, pasar, dan lainnya. Beberapa orang mati da terluka akibat serangan artileri yang dilakukan oleh Tentara Ukraina terhadap beberapa target.
Keempat pesawat tempur tipe MiG-35 memasuki wilayah udara Donbass dari arah timur.
"Target kita adalah mesin-mesin artileri Ukraina yang tengah membombardir Donbass," kata Charlemagne.
"Baik," jawab Lutz, Josephine, dan Łukasz secara bersamaan.
"Berpencar!"
Keempat pesawat MiG-3 itu kemudian berpencar untuk menyerang posisi-posisi artileri Ukraina. Bom fosfor putih dijatuhkan dari keempat pesawat tempur tersebut ke pada masing-masing target, seperti mesin artileri yang banyak dijaga oleh para Tentara Ukraina. Bom fosfor putih itu terbakar sehingga membuat Tentara Ukraina panik berlarian.
Api dari fosfor putih itu juga melelehkan beberapa jenis amuninsi, sehingga menciptakan ledakan-ledakan yang cukup besar. Fosfor putih itu juga membakar para Tentara Ukraina, sehingga beberapa dari mereka ada yang mengalami luka bakar yang begitu berat, dan ada juga yang mati terbakar.
Tentara Ukraina mengalami rasa sakit yang luar biasa akibat terbakar oleh fosfor putih. Luka bakar itu merusak kulit, daging, hingga ke tulang mereka.
Tentara Prussia hanya menggunakan bom fosfor putih untuk menargetkan musuh-musuh yang berada di tempat terbuka, bukan musuh yang berada di tengah kawasan sipil.
Keempat pesawat tempur MiG-35 Prussia itu kemudian meluncurkan rudal-rudalnya ke arah beberapa mesin artileri, tank, mobil, dan truk Militer Ukraina. Setelah melakukan pemboman pada Tentara Ukraina. Keempat pesawat tempur MiG-35 itu segera kembali ke Pangkalan Udara Voronezh.
Tentara Ukraina mengalami kerugian berupa, lima putuh satu Tentara mati, enam puluh Tentara mengalami luka, sebelas howitzer hancur, lima tank hancur, tujuh mobil hancur, dan sepuluh truk hancur.
.
.
Bukan rahasia umum kalau Charlemagne selalu menarik perhatian para perempuan. Dia begitu tampan, badannya cukup bagus dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh lima centimeter, berambut pirang, dan bermata biru. Dia benar-benar mirip seperti ayahnya.
Para Tentara perempuan Russia mengantri untuk makanan yang dibuat oleh Charlemagne. Walaupun dia seorang laki-laki. Tapi Charlemagne memiliki hobi memasak. Selain itu juga, dia selalu melakukan pekerjaan rumah membantu ibunya sejak kecil. Tidak seperti kakak lima menitnya, yang tidak bisa diandalkan dalam pekerjaan rumah.
"Sepertinya kau tidak aktif di IG, Pangeran Charlemagne," ujar salah seorang Mekanik perempuan Russia yang bernama Tereza Ivolgina yang hanya duduk dan tidak ikut mengantri.
"Aku hanya ingin menjaga privasiku. Mengingat aku adalah...."
"Anak Kanselir," potong Tereza Ivolgina.
"Kau memotong pembicaraanku," kata Charlemagne sedikit kesal.
"Aku hanya menebak apa yang akan kau katakan dan kau pasti akan berkata 'Kau pasti seorang wizard, kan," balas Tereza sedikit centil.
"Kau benar, Tereza," puji Charlemagne. "Pasti orang sepertimu pasti menjadi incaran banyak orang karena kemampuanmu yang begitu istimewa."
"Itulah sebabnya aku masih melajang di usiaku yang ke dua puluh empat tahun. Walaupun kau empat tahun lebih muda dariku. Aku merasa sangat nyaman jika kau menjadi suamiku," goda Tereza tersenyum jahil.
"Jangan memancing perkara, Tereza," balas Charlemagne agak ketus.
Tereza tertawa pelan, "Maaf semuanya. Aku hanya bercanda. Jangan khawatir. Lagian Pangeran Charlemagne itu milik kita bersama."
"Kau tidak ikut mengantri, Tereza?" tanya seorang perempuan dari etnis Ossetia yang bernama Lenka Kokaeva.
"Aku belakangan saja setelah kalian," jawabnya santai.
Tereza baru mendapatkan jatahnya setelah yang lainnya. Charlemagne memperhatikan para perempuan itu. Walaupun terlihat tomboy, tetapi Tereza terlihat begitu tenang dalam menyantap makanan yang disajikan oleh Charlemagne. Di saat yang lainnya makan dnegan begitu lahap dan ramainya.
"Sepertinya kau sedang menaruh perhatian pada Tereza, yah," ujar Urvan Vadimovich Vazov, seorang Koki yang juga seorang Pilot di Angkatan Udara Russia.
"Aku hanya penasaran saja tentang dia yang terlalu memancing perhatian. Apalagi dia seorang wizard. Sudah pasti banyak pihak yang mengincarnya karena kemampuannya yang bisa membaca dan menebak akan apa yang akan diucapkan oleh lawan bicaranya," balas Charlemagne.
"Buat apa mengincar Tereza. Sementara di setiap negara pasti ada wizard sepertinya," balas Urvan.
Charlemagne terdiam sejenak dan mencerna kalimat yang dilontarkan oleh Urvan.
"Aku rasa kau ada benarnya juga. Bahkan kakakku yang merupakan seorang wizard. Dia memiliki kemampuan yang sama dengan adik tiriku dan ibu tirinya."
"Seorang manusia yang terlahir sebagai wizard dengan kemampuan khusus itu merupakan sebuah takdir Ilahi. Kita tidak tahu apa yang menyebabkannya demikian. Tapi mereka bisa menjadi sangat mengerikan dengan kekuatannya itu."
.
.
Sekitar dua belas unit mobil toyota yang dilengkapi dengan gatling gun, atgm, dan senapan anti-udara bergerak dengan cepat menuju ke Desa Chabanivka dari tiga arah. Mereka menembaki secara acak yang ada di hadapan mereka. Serangan mereka membunuh beberapa Tentara Luhansk dan juga Warga Sipil.
Sebuah tank tipe T-84 Oplot-M menembakkan pelurunya ke arah gerombolan Tentara Ukraina yang datang. Akan tetapi serangannya berhasil dihindari oleh salah satu mobil toyota berwarna cokelat.
"Hampir saja kita kena," ujar Oleksandr Havrylovych Ihnatenko.
"Saatnya kita membalas serangan mereka," ujar Maksym Anatolijovych Honchar.
Operator atgm di mobil toyota cokelat itu tengah mengarahkan misil atgm ke arah tank T-84 Opolt-M berwarna biru milik Tentara Luhansk.
"Target telah dikunci," ujar Hanan Vinchevsky.
"Tembak, Hanan!" perintah Maksym Honchar.
Misil anti-tank ditembakkan oleh Hanan. Misil itu meluncur dengan cepat di saat tank T-84 Oplot-M tersebut tengah menembaki mobil-mobil toyota Ukraina yang tidak kunjung kena.
Misil tersebut menghantam tank T-84 Oplot-M, sehingga membuat turret tank tersebut terlepas ke angkasa dan membakar hidup-hidup ketiga kru tank yang ada di dalamnya.
Kedua belas mobil toyota bersenjata itu bergerak dengan cepat layaknya para Ksatria berkuda Cossack. Hanan kembali menembakkan misil anti-tank dan menghancurkan sebuah pos pertahanan. Sehingga timnya dengan mudah menerobos pertahanan Tentara Luhansk.
Tentara Ukraina yang ada di bak terbuka pada mobil toyota tersebut menembaki Tentara Luhansk yang mereka lihat. Walaupun persenjataan mereka berada di level yang sama. Akan tetapi, mobilitas Tentara Ukraina jauh lebih cepat.
Salah seorang Sniper laki-laki dari ras wizard yang bersembunyi di atas sebuah gudang, menembakkan pelurunya, dan berhasil menghancurkan salah satu mobil toyota Tentara Ukraina. Akan tetapi, Sniper tersebut langsung mati ketika gatling gun Tentara Ukraina menembakinya secara membabi buta hingga tubuhnya hancur lebur.
"Kau pikir hanya dirimu yang merupakan seorang wizard. Aku juga wizard seperti kau," ujar Emily Spiro, seorang perempuan yang merupakan operator gatling gun pada mobil toyota berwarna putih.
Tentara Luhansk benar-benar terkejut akan serangan Tentara Ukraina. Mereka tidak menyangka Tentara Ukraina akan menyerang mereka dalam gerakan yang cepat.
"Sepertinya kita mendapatkan informasi yang salah terkait musuh," ujar salah seorang Tentara Luhansk yang bernama Anton Rostyslavovych Ponomarenko.
Berondongan peluru yang ditembakkan oleh seorang Tentara Ukraina itu menembus dinding-dinding kayu rumah-rumah penduduk Desa Chabanivka, dan membunuh orang-orang yang ada di dalamnya.
Tidak peduli apakah mereka itu perempuan, anak-anak, lansia, ataupun orang-orang disabilitas.
Gerombolan Tentara Ukraina itu membunuh apa yang mereka lihat secara keji. Sehingga, sejauh mata memandang. Yang akan terlihat hanyalah puluhan jasad para Warga Sipil dan juga Tentara Luhansk yang bergeletakan di jalanan dan di dalam rumah mereka.
Tentara Ukraina juga melemparkan beberapa granat api ke rumah-rumah penduduk, peternakan, gudang, hingga ke gereja. Sehingga membuat beberapa bangunan di Desa Chabanivka dilalap oleh api. Apa yang dilakukan oleh Tentara Ukraina bukanlah sebuah penyerang dalam hal yang biasa terjadi dalam peperangan. Tapi apa yang mereka lakukan itu sudah masuk ke dalam kategori pembanataian.
Setelah membantai seluruh Penduduk Desa Chabanivka. Para Tentara Ukraina itu tengah membedah tubuh dari Warga Sipil yang masih utuh kondisinya dan juga jasad dari Tentara Luhansk yang telah mereka bunuh. Mereka mengambil organ-organ tubuh yang masih bagus untuk dijual di pasar gelap.
"Jangan pernah menyia-nyiakan sebuah kesempatan. Mumpung para pemberontak itu belum datang. Kita harus memanen organ tubuh sebanyak-banyaknya," kata Mayor Noach Steiner.
Setelah melakukan pembanataian. Para Tentara Ukraina itu juga melakukan tindakan yang begitu keji dan biadab lainnya, yaitu mengambil organ-organ tubuh dari orang-orang yang telah mereka bantai.
Setelah melakukan pembantaian. Para Tentara Ukraina segera pergi meninggalkan Desa Chabanivka yang tengah dilalap oleh kobaran api yang mulai membesar.
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña