Plak! Plak! Plakh! Plakh!
"Nnhhh ....."
Sepertinya sang manajer juga peka dengan betapa ributnya suara yang dia dengar. Wanita itu pun merona karena membayangkan berbagai adegan, lalu segera mengangguk. "B-Baik. Baik. Nanti akan saya kabari kelanjutannya. Maaf ini urgen jadi saya berpikir Anda lebih baik tahu secepatnya."
"Hm, ya sudah. Begitu saja."
"Iya, Tuan—"
Tuuuts.
Blukh!
Mile pun melempar ponselnya sofa seberang, lalu menarik pinggul Apo agar menumbuk semakin dalam.
PLAKH!
"AAAAAH! MILE!"
"Sekarang kau bisa lepaskan suaramu, Sayang. Oh, sial. Tanganmu ...." kata Mile yang buru-buru menunduk untuk menjilati darah di tangan Apo. Lelaki itu pun membalik tubuh istrinya yang kini mengalirkan air mata, padahal tidak ada isakan sedikit pun darinya.
"Peluk ...." kata Apo yang segera merengkuh Mile. Dia pun mendekap di sana seerat-eratnya, berharap bisa memaafkan sang suami yang berbisik meminta maaf.
Cup.