Lelah mental membuat Mile bangun kesiangan pagi itu. Dia linglung saat membuka mata, sempat loading melihat Apo tidur pulas di sebelahnya. Kucing jejadian itu tampak kedinginan, dia memeluk Paopao sekaligus menggenggam tangannya. Mile gagal fokus karena jemari Apo cantik, tak seperti kemarin yang masih berupa paw-paw. Dengan lembut Mile melepaskan pertautan mereka, tapi Apo justru tak mau berpisah. Apo meremas jarinya semakin kuat karena nyaman, Mile pun menunggunya beberapa saat.
Mile akui dia tergoda membelai pipi Apo, apalagi bibirnya yang kemerahan. Perasaan membuatnya berlaku adil, sebab Paopao masih pemilik hati si cantik ini. Dia hanya memandangi bulu-bulu mata Apo, lalu ke hidungnya yang mancung nan presisi. Telunjuknya sempat meniti ke sana tanpa menempel, tahu-tahu Paopao bangun dan bertatapan dengannya. "Meow," katanya pelan. Sangking samarnya suara itu Apo pun tidak terusik, Mile membelai ubun bayi-nya pertanda saling menyapa.
"Pagi, Sayang."