"Halo peter, kamu beneran ikut Casting kan, kamu bener-bener ga dengerin aku, kamu lolos?".
Tanya suara cewek di telpon, tidak lain ia adalah Cherry.
"Iya aku lolos tahap ke 2". Jawab Peter dengan santai.
"Hahhhh". Terdengar helaan nafas dari telpon. "Baiklah terserah kamu saja". Tititititititi. Telpon kemudian di tutup.
"Kenapa kamu tidak mendukungku sedikitpun dan malah ingin aku tergantung padamu, kamu mencintaiku atau hanya terobsesi padaku". Tanya peter sambil melihat handphonenya.
Tring. Terdengar bunyi notifikasi Wa. Peter pun membukanya dan matanya terbelalak. Apa apaan Cherry kamu benar-benar kelewatan.
"Hehh, Aku yakin kamu tidak akan lolos babak selanjutnya, menyerah saja karena kamu tidak punya bakat untuk Acting"
"Apa kau masih ingat, Saat pertama kali kau jadi model butuh usaha yang sangat besar kan?"
"Apa kau tidak ingat film terakhir yang kau mainkan, bahkan teman teman kita di kampus tidak banyak yang tau film apa yang kau mainkan"
"Jadi MENYERAHLAH PETER, AKTING TIDAK COCOK UNTUKMU"
Membaca pesan dari Cherry membuat wajah Peter merah padam karena menahan amarah. Tanpa sadar dia menggenggam erat kedua tangannya.
"Cherry, aku tak menyangka ternyata begini kau memandangku selama ini, tapi aku tidak akan berhenti, ini adalah mimpiku, dan kau akan lihat kesuksesanku nanti".
Peter membaringkan tubuhnya di kasur kemudian mematikan lampu di sampingnya. Peter kemudian memejamkan mata dan tertidur
---------
Pagi hari menyapa, angin semilir membawa serpihan bunga yang memasuki jendela kamar di lantai 2 hingga serpihan bunga jatuh di atas sebuah meja.
Tirai putih yang menggantung tertiup angin, membelai wajah Peter yang sedang menghela nafas.
"Hari ini adalah hari ke2 babak penyisihan, semoga aku lolos". Peter menyatukan tangannya dan berdoa pada Tuhan.
Setelah sarapan, dia kemudian berangkat menggunakan sepeda motornya. Tidak cukup lama sekitar setengah jam Peter pun tiba di tempat.
Dia kemudian melihat sekeliling, masih banyak orang tapi tidak terlalu ramai seperti hari pertama.
Satu persatu orang di panggil ke dalam, ada beberapa orang yang keluar dengan wajah sedih karena tidak mendapatkan peran.
Kemudian tibalah giliran Peter masuk, di dalam sudah ada beberapa peserta yang lolos dan duduk di beberapa kursi termasuk Max salah satunya. Penyeleksi pun masih orang yang sama.
Setelah sedikit berbasa-basi Sharon mulai bicara serius pada Peter.
"Peter, sebenarnya kamu sangat cocok untuk menjadi Tine, tapi kami akan mencoba memutar-mutar karakter kalian untuk melihat kecocokan yang lain, apa kamu siap Peter?".
"Iya aku siap". Ucap Peter dengan mantap dan mata yang penuh percaya diri.
Beberapa Kali Peter dan Peserta yang lain mulai bertukar peran, dan membaca dialog masing-masing.
"Ahh Max kemarilah coba berperan sebagai Tono".
"Ehm, Baiklah". Jawab Tono. Max kemudian berdiri di depan Peter dan membaca dialog, begitu pula Peter.
"Asal kau Tau, Aku sangat membenci Gay sepertimu, Aku tidak akan pernah menyukaimu". Peter berdialog sambil berekspresi dengan menarik kerah Max. Ekspresi marah yang sangat bagus pun terlihat dan di tunjukkan oleh Peter.
Sementara di dialog lain
"Aku akan membuatmu perlahan menyukaiku, semakin lama kau perlahan akan mencintaiku". Tak mau kalah dengan Peter ekspresi lembut pun di tampakkan oleh Max yang melingkarkan tangannya di pinggang Peter, Peter terlihat menolak tapi dia menunjukkan ekspresi malu dengan telinga dan wajah yang memerah.
"Cut". Pelukan Max pun terlepas dari Pinggang Peter, membuat Peter seperti kehilangan sesuatu. "Akting yang bagus". Ucap Max sambil tersenyum dan di balas juga oleh Peter. "Aktingmu lebih bagus".
"Baiklah semua telah bekerja keras, kalian bisa beristirahat setelah itu kami akan memberitau siapa-siapa saja yang akan lolos".
---------
"Acting Peter cukup baik hanya saja ekspresi malunya hanya di tunjukkan pada Max, sedangkan Max berperan sebagai Rey". Ucap Sharon sedikit bingung.
"Kenapa bingung, bukankah Max pernah berperan sebagai pemeran utama di series sebelumnya? ". Tanya Tio salah satu tim penyeleksi.
"Aku hanya sedikit ragu, Karena Max Kurang sesuai dengan karakter Tono, tapi….". Keraguan menyelimuti Sharon.
"Kenapa kita tidak menanyai mereka saja satu sama lain, bukankah setelah pengumuman nama nama yang lolos akan ada interview dari pemain? " Sisilia memberi ide cemerlang pada sharon.
"ahh, benar-benar". Kata Sharon.
"Jadi sebenarnya apa pendapatmu tentang Peter, kau bilang kalau dia sangat cocok jadi Tine?". Tanya Penyeleksi yang berkepala pelontos bernama Gaia.
"Aku melihat gaya jalannya, minatnya pada sepakbola, dan juga ekspresinya saat marah, sebelumnya aku berfikir, Renald sangat cocok menjadi Tono selain dari tinggi badannya dan juga wajahnya yang blasteran, tapi saat Peter dan Renald beradu Acting aku tidak mendapat chemistry keduanya". Kata Sharon.
"Tapi saat Peter dan Max beradu Acting, aku bisa melihat ekspresi yang sangat baik di antara keduanya, terutama ekspresi Malu dari Tine yang di perankan oleh Peter". Lanjut Sharon
-----------------
"Max ini Tine Max, dia Cocok banget peran jadi Tine, Actingnya lumayan bagus". Kata Milden sambil menepuk-nepuk pundak Max.
"Aku bertaruh dia pasti akan mendapatkan peran sebagai Tine". Lanjut Milden. "Ya Aku juga setuju, Actingnya cukup bagus". Ucap Max dengan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu aku akan menghampirinya". Ucap Milden sambil berdiri dan berjalan mendekati Peter.
Max yang melihat Milden dan Peter dari tempat duduknya hanya menatap mereka, terkadang Peter tersenyum manis dan mencuri pandang ke Max, dan di balas senyuman oleh Max.
Tak mau berdiam diri Max kemudian menghampiri Milden dan Peter dan berbicara Ringan.
"ter, berapa No Wa mu aku akan save". Milden kemudian mengeluarkan smarthphone nya begitu juga Peter, memberikan no wa.
"Aku juga, ini no wa ku". Max menunjukkan No wa nya pada Peter, sejenak Peter menatap Max dan kemudian Menscan Kode wa di hpnya. Nampak Peter tersenyum kecil. Milden memicingkan matanya mencurigai mereka berdua, Milden melihat wajah Max dan Peter bergantian dan mulai menggoda mereka.
"Sepertinya akan ada benih-benih cinta yang si tumbuh ni". Milden kemudian mendapat pelototan dari Max. "Jangan membuat Peter tidak nyaman". Kata Max setelahnya.
"Oke, oke baiklah peter jadi….. " Milden dan Peter pun semakin banyak mengobrol. Milden akan berperan sebagai Ferry teman terdekat Tine di kampus, jadi sewajarnya Milden mendekatkan dirinya pada Peter untuk mendapatkan Chemistry sebagai sahabat.
Tidak terasa waktu istirahat pun berakhir dan Tim penyeleksi mengumumkan nama nama peserta yang lolos sebagai pemeran di drama Tono & Tine The Series.
Sesuai dugaan Milden, Max, dan Peter lolos. Setelah itu mereka yang telah lolos di wawancarai sebagai dokumentasi.
"Jadi menurutmu siapa yang pemeran terbaik dalam acting masing-masing?. Tanya pewawancara.
"Untukku, Peter dia sangat cocok sekali berperan menjadi Tine, Ekspresinya, kemudian Minatnya pada sepakbola sangat cocok pada karakter Tine". Jawab Max dengan tepat.
***
"Untukku, Max. Dia berperan dengan sangat baik selain itu dia pernah menjadi pemeran utama di series sebelumnya sehingga actingnya tidak di ragukan lagi". Ucap Peter
"Jadi jika kau menjadi Tine siapa yang kau inginkan menjadi Tono?".
"Max" Ucap peter.
Sementara itu di tempat Max di wawancarai.
"Jadi jika kau menjadi Tono siapa yang kau inginkan menjadi Tine?".
"Siapa lagi yang lebih cocok dari Peter, tentu saja Peter". Ucap Max.
--------
Wawancara pun selesai dan di akhiri dengan foto-foto. Beberapa Fans Max telah menunggu, Max kemudian memanggil Milden untuk berfoto, ketika dia melihat Peter, Max memutuskan memanggilnya untuk Foto Bersama.
"Peter, peter kemari". Max memanggil Peter dengan melambaikan tangannya. Peter pun menghampiri dan mereka pun foto bersama. Beberapa di foto oleh Photografer ada juga di foto oleh Fans Max.
Setelah selesai mereka pun pulang, sebelumnya mereka di beritau akan menerima pesan wa untuk tempat dan waktu workshop di adakan. Tim Be yourself pun membuat Grup di wa dan mengundang semua peserta yang berperan di dalam series.
---------
Setelah melihat rekaman dari wawancara antara Max dan Peter, Sharon pun memutuskan dan tidak ada keraguan lagi bahwa Peran Tine di berikan pada Peter, dan Peran Tono kepada Max.
"Chemistry mereka berdua begitu kuat, ini pasti akan jadi Series yang menarik, apa mereka akan jatuh cinta beneran ya, ahh udahlah fokus dulu sama workshop nanti".
.
.
.
.
.
.
Bersambung…..
(author lagi hiatus karena banyak pekerjaan mohon maaf ya 😭😭😭 bila ada kesempatan aku akan up lebih banyak bab)
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña