Sebuah senyuman sinis kini terukir di bibir Adeeva. Perempuan cantik yang khas dengan rambut merahnya tersebut menatap sang mertua yang sedang terkapar lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Aku bertanya-tanya mengapa kau sangat mempertahankan putraku." Ucap Tuan Adyatama. Suaranya sedikit serak, seolah menahan rasa sakit.
Pertanyaan terkonyol yang pernah Adeeva dengarkan seumur hidupnya. Bagaimana bisa mertua nya menanyakan sesuatu yang jawabannya sangat jelas?
Dengan lantang dan penuh percaya diri, Adeeva menjawabnya. "Simpel. Alasannya karena cinta." Jawab Adeeva.
Tuan Adyatama menatap Adeeva tajam. Kali ini, sorot matanya terlihat seolah meremehkan jawaban sang menantu. "Karena kau mencintainya, kau jadi berkorban untuknya. Begitu?" tanya Tuan Adyatama, membuat Adeeva tersenyum sinis.
Perempuan berambut merah tersebut menggeleng cepat. "Bukan karena aku mencintainya, aku rela mati untuknya…"
"Tetapi, karena dia mencintaiku, aku rela mati untuknya." Jawab Adeeva.