Sepanjang meeting berlangsung, Adeeva merasa sedikit panik. Dia terus memikirkan jam tangan milik Gracia yang di lelang oleh orang lain. Adeeva yakin sekarang bahwa kasus kematian Gracia bukanlah kasus bunuh diri melainkan kasus pembunuhan. Entah mengapa, hatinya berkata demikian. Dan dia percaya itu.
"Baiklah, Mr. Adyatama, terima kasih untuk pertemuan hari ini." Adeeva tersentak. Dia kini tersadar dari lamunannya. Segera berdiri dan menjabat tangan klien Yudistira.
Selepas kepergian klien Yudistira, Adeeva kembali duduk, meneguk air putihnya dengan rakus. "Astaga, Yudis... jam tangan itu, aku yakin ada sesuatu..." lirihnya dengan suara yang terdengar penuh ke khawatirkan.
Yudistira dapat melihat wajah panik Adeeva dengan jelas. Gadis cantik itu sampai menggigit bibir bawahnya, merasa ketakutan.
Terima kasih untuk yang udah mau buka setiap chapter pakai koin. Author mau cerita dikit. Jadi, novel author yang pertama. Greentea Latte, dia kena bajak sama orang. Ada yang copas dan mindahin ke pf lain... sedih banget, padahal udah kunci bab:’( aku harap kejadian itu gak akan terjadi di novel ini! Bikin cerita gak gampang guys, percayalah. Banyak yang harus dikorbankan:’(