Descargar la aplicación
7.47% The Lord Of The Darkness / Chapter 24: ~Mimpi Buruk~

Capítulo 24: ~Mimpi Buruk~

Darah itu langsung muncrat dengan sangat sempurna di wajah Nicholas, tubuhnya pun tampak semerah darah sekarang. Matanya terpaku pada sosok yang ada di sana. Tubuh orangtuanya terkapar dengan sempurna di sana. Darah itu langsung muncrat begitu saja, akibat tembakan bertubi-tubi. Dan kepalanya langsung terlepas dari tubuhnya dengan sangat nyata. Bahkan kini, dia tak merasakan lagi, bagaimana sakit di wajahnya. Yang dia rasakan adalah, rasa sakit karena telah kehilangan orangtuanya. Seharusnya, dia tak membantah. Seharusnya dia menurut saja saat orangtuanya mengantarnya, seharusnya dia tidak peduli dengan ucapan teman-temannya yang mengatakan jika dia adalah anak kecil. Hingga akhirnya Tuhan sekarang menghukumnya. Tuhan sekarang mengambil orangtuanya sekaligus dengan cara yang sangat nyata. Nicholas tampak terkejut dengan itu semua.

"Tuan Bowman, apa yang harus kita lakukan kepada bocah ini?" tanya salah seorang tangan kanan dari laki-laki yang telah memberikan perintah itu. Dan Bowman, ya... Bowman. Mulai dari sekarang dia pasti akan mengingat nama itu sampai dia mati.

"Biarkan dia pergi, kita jadikan dia mainan. Sampai dia dewasa nanti. Pasti akan sangat menyenangkan jika dia datang untuk membalas dendamkan kematian orangtuanya."

"Ayah, Ibu! Maafkan aku!" teriak Nicholas. Dia memeluk tubuhnya yang menggigil kedinginan. Hingga sebuah payung hitam itu datang memayunginya. Nicholas mendongakkan wajahnya, melihat siapa yang datang menghampirinya.

"Tuan Muda Kyle, apa kau baik-baik saja?" tanya Gob, dan seorang wanita tua. Dia kemudian menggendong tubuh Nicholas, membuat Nicholas memeluknya dengan sangat erat.

Nicholas memeluk tubuh Gob, air matanya masih tampak tersisa di ujung matanya.

"Gob, Ayah dan Ibu... mereka... mereka telah dibunuh oleh orang jahat, Gob!" teriak Nicholas histeris.

Nicholas tampak memeluknya dengan sangat erat. Membuat Nicholas dengan perlahan tertidur dengan sempurna di dalam dekapan Gob.

"Apa yang harus kita lakukan setelah ini, Gob? Tuan dan Nyonya Kyle telah meninggal," tanya wanita tua itu kepada Gob.

"Kita harus merawat Tuan Muda Kyle, Tuan Kyle sudah meninggalkan paviliunnya kepada Tuan Muda Kyle, di sana kita bisa merawatnya dengan baik. Terlebih sepupunya juga tinggal di sana juga."

"Kita harus mengenang ini dengan sangat menyakitkan. Kita tidak boleh tinggal diam, siapa yang telah menghancurkan keluarga Kyle harus kita balas dengan cara yang lebih kejam dari pada biasanya."

"Tidak!"

Nicholas tampak terbangun dari tidurnya, dia kemudian menebarkan pandangannya di sekitar. Apa yang terjadi? Bagaimana bisa mimpi ini kembali muncul dan menghantuinya. Mimpi buruk yang benar-benar ingin dia enyahkan dengan cara nyata. Nicholas tampak mencengkeram gelas yang ada di nakas samping tempat tidurnya, kemudian dia melempar gelas itu di kaca depan rumahnya.

"Sialan!" teriak Nicholas yang semakin emosi. Bahkan sampai detik ini, dia tak lebih hanya seorang tikus bodoh yang selalu dipermainkan oleh Nicholas. Tikus yang tak pernah bisa menangkap Bowman dan orang-orangnya.

Satu-satunya kesempatan adalah belasan tahun yang lalu, namun ternyata dia telah salah sasaran. Orang yang dia kira adalah keluarga Bowman ternyata adalah bukan. Hingga akhirnya dia telah membunuh keluarga yang tak berdosa. Ya, keluarga itu adalah keluarga Hester. Keluarga yang sampai detik ini anaknya masih sangat membencinya.

Nicholas mengambil obat penenang, kemudian dia meneguk obat itu dan dia meneguk air mineral dengan rakus. Sambil terseok dia pun berjalan keluar dari kamar. Dia tampak bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana jeans yang belum sempat dia lepas itu. Untuk kemudian, dia berjalan menuju ke kamar Grace, dia membuka pintu kamar Grace yang tampak meringkuk seorang diri. Mengenakan kemeja putih yang kebesaran, dan hal itu tampak terlihat sangat seksi di mata Nicholas.

Pelan, Nicholas menyibak anak-anak rambut pirang milik Grace kemudian dia memandang Grace dengan tatapan sendunya. Rasa bersalah telah merajai otaknya hingga dia tak tahu harus memperlakukan Grace seperti apa.

Pelan, Nicholas mencium bibir Grace dengan lembut. Membuat wanita itu tampan bergerak-gerak gelisah. Hingga Grace mengambil posisi telentang. Kemudian Nicholas melihat sepasang puting itu yang tampak menyembul dengan sempurna. Nicholas memilin puting itu, hingga Grace langsung mengejang penuh kenikmatan. Dengan cepat, dia mengganti posisi di atas Grace lalu dia membuka kancing-kancing kemeja milik Grace. Kemudian tangan satunya menyelinap di celana dalam Grace dan mulai memainkan jemarinya.

Grace langsung membuka matanya, dia hendak mengatakan sesuatu, tapi bibirnya langsung dikunci oleh Nicholas. Perlakuan Nicholas ini tak sekasar dulu, perlakuan yang begitu lembut namun menuntut. Grace berusaha untuk melepaskan dirinya dari dekapan Nicholas, tapi Nicholas berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Lama-lama, dorongan itu semakin melemah. Hingga kini tangan Grace mencengkeram kuat pada rambut Nicholas. Wajahnya tampak merah padam, dia menginginkan sesuatu yang lebih dari Nicholas. Namun sayang, saat Grace sudah mencapai puncak dan hendak keluar, tangan Nicholas langsung keluar. Membuat Grace agaknya kesal bukan main dengan permainan busuk dari Nicholas.

"Apakah kau sedang mempermainkanku?" kesal Grace pada akhirnya. Nicholas menarik sebelah alisnya, kemudian dia mengulum senyum.

"Apakah kau memintaku untuk memuaskanmu?" goda Nicholas.

Grace langsung mendorong tubuh Nicholas untuk pergi dari atasnya, kemudian dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Dengan telanjang sempurna dia berjalan cukup percaya diri. Kemudian dia memandang Nicholas seolah dia sedang menggoda.

Nicholas menyalakan shower di kamar mandi Grace, kini dia pun telah telanjang. Keduanya tampak sama-sama sedang saling menggoda satu sama lain dengan cara mereka sendiri. Keduanya saling mandi, saling lihat namun saling tak menyentuh. Grace kini tampak meremas dadanya hingga dia mengejang penuh kenikmatan. Dan jarinya yang lain telah memanjakan miliknya. Dia terus mendesah, membuat Nicholas harus menahan napas karena ulah dari Grace itu.

"Grace, berhentilah. Bisakah kau tak memuaskan hasratmu sendiri dengan jari busukmu itu?"

"Kenapa? Kau tak tahu jika ini sangat nikmat. Bahkan kau juga telah melakukannya tadi,"

Tanpa pikir panjang, Nicholas langsung menarik Grace, kemudian dia memasukkan miliknya sampai Grace harus menahan napas karena itu. Grace melotot saat Nicholas mulai menghujamnya dengan begitu nyata.

"Kuku-kuku panjangmu, akan melukainya."

"Dan kau mengaku kalah hanya karena kau takut aku melukai diriku sendiri?"

"Ya. Apa pun yang kau mau, aku akan melakukannya. Asal jangan lukai dirimu sendiri, Grace."

Nicholas kembali menghujam Grace, dan membawa Grace ke dalam gendongannya. Grace tampak merancu, perutnya seperti diaduk-aduk dan terasa sangat penuh akan milik Nicholas. Kemudian dia mencium bibir Nicholas. Sampai Nicholas menghimpit tubuhnya di tembok.

"Apakah ini berarti jika kau tak membenciku lagi?" tanya Nicholas dengan tatapan nanarnya.

Grace masih diam, kemudian dia menurunkan Grace dan membalikkan tubuh Grace sampai tubuh Grace memunggunginya.

"Hm," erang Grace kemudian.

"Kita akan di sini sampai pagi sampai kau mengatakan untuk memaafkanku, Grace."

"Aku tak tahan, aku ingin keluar!"

"Kita keluar bersama-sama."

"Keluarkan di luar, aku mohon!"

Kedua kaki Grace terasa lemas saat keduanya mencapai puncak kenikmatan itu. Tapi tidak, Nicholas tak mengeluarkannya di luar. Dia ingin Grace mengandung benihnya. Agar gadis itu tak lagi pergi dari sisinya.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C24
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión