Capítulo 243: Pemakaman Masal

Suasana di medan tempur tak pernah mengalami perubahan yang signifikan. Tanah yang suci kini telah ternodai oleh darah. Cahayanya kian redup, bahkan ketika pagi mentari pagi menyambut hari yang baru. Aroma anyir darah yang membusuk seolah menyapa hidung dengan sangat menusuk. Bangkai-bangkai pasukan kegelapan yang bergeletakan di permukaan tanah menjadi santapan lezat bagi burung pemakan bangkai. Mereka terbang mengitari langit, menentukan bangkai mana yang sekiranya lezat untuk disantap. Lantas, setelah menentukan target tak lama berselang mereka pun akan terbang menukik tajam ke tanah dan menyambar santapan mereka. Beberapa burung memakan bangkai mereka di tempat semula. Ada juga yang membawanya ke sarang. Potongan-potongan tubuh dicengkram kuat dalam cakar kaki, dari kejauhan itu akan terlihat seperti potongan tubuh yang melayang. Sungguh pemandangan yang sangat mengerikan. Kurang lebih begitulah pemandangan yang ditemui olehku pagi ini.