"Ihh penisnya Kenzo deg-deg an masa." Komentar Kenza.
"Masukin mulut kamu sayang." Perintah Kenzo, ia dengan lembut menuntun kepala Kenza agar mendekat pada bagian bawahnya.
"Ahh," Kenzo menggeram, merasakan nikmat yang membuatnya serasa terbang ke awan.
"Terus sayang," Kenzo semakin cepat menaik-turunkan kepala Kenza.
"Nggh, Kenzohh." Kenza merasa adik Kenzo yang berada dalam mulutnya semakin membesar.
"Sebentar lagi sayang, ahh." Kenzo melepas kejantanannya dari dalam mulut Kenza dan mengeluarkan cairannya yang begitu banyak hingga mengenai wajah Kenza yang memang berada didepannya.
"Maaf sayang," Kenzo berucap lirih, ia menarik Kenza dan mengambl tisu basah yang berada diatas nakas yang selalu dibawanya kemanapun mereka pergi.
"Makasih," Kenzo terus mengucapkan terimakasih selama membersihkan sisa-sisa cairan yang mengenai wajah gadisnya.
"Kenzo udah nggak capek?" Tanya Kenza.
Kenzo menggeleng, "Nggak, sekarang kita bobok ya."
"Ngghh Kenzo," Kenza menarik diri kala Kenzo membawanya berbaring diatas kasur king size yang mereka tempati saat ini.
"Mau kemana hm?" Kenzo semakin mempererat pelukannya. Memeluk Kenza layaknya guling, karena saat ini posisi gadisnya itu tepat berada diatasnya.
"Mau pipis," jawab Kenza dan melepas pelukan Kenzo.
"Disini aja aku bantuin." Ucap Kenzo seraya bangkit dari tidurnya.
"Kenza pipis disini?" Tanya Kenza yang di angguki Kenzo.
"Nanti kasurnya basah, Kenza nggak mau."
"Nggak papa, nanti kita pindah kamar." Balas Kenzo santai. Ia mulai melepas celana dan dalaman Kenza yang kini duduk dalam pangkuannya.
"Nanti kalo kita pindah, Kenza mau kamarnya sama kayak yang disini. Deket pantai." Ucap Kenza, ia tidak sadar jika kini tangan Kenzo sudah merambat membelai pangkal pahanya. Kenza tak merasakan, karena ia sibuk berceloteh.
"Iya sayang."
"But...."
"Kiss me," pinta Kenzo menatap Kenza lembut.
"Kenzo mau dicium Kenza?" Kenza mengalungkan kedua tangannya pada leher Kenzo.
"Yes, in my lips darl," balas Kenzo.
Kenza mendekat, memutus jarak keduanya dengan kepala yang ia majukan.
"Now," bibir keduanya saling menempel untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Kenzo mulai menggerakkannya. Ia memagut bibir bawah dan atas Kenza dengan lembut. Tangannya kemudian masuk kembali ke paha dalam Kenza.
"Pahanya dibuka sayang." Pinta Kenzo di sela ciumannya.
"Nggh," desah Kenza ketika Kenzo menarik bibir bawahnya.
"Gelihh," ucap Kenza begitu tangan Kenzo bermain dibawah sana. Membelai bibir bawah Kenza dengan gerakan memutar sebelum jari telunjuknya Kenzo masukkan kedalam.
"Ahh Kenzo." Kenza yang sedari tadi menahan pipisnya, akhirnya squirt saat jari Kenzo memasukinya.
"Kenza ngompol, hikss." Kenza menangis, "Paha Kenzo jadi basah, hikss."
"Ssst, nggak papa sayang." Ucap Kenzo menenangkan, jari telunjuknya semakin cepat ia gerakkan saat merasakan bagian bawah Kenza berkedut, pertanda jika gadisnya itu akan kembali keluar.
"Keluarin sayang, jangan ditahan hm." Kata Kenzo mencium leher Kenza yang selalu beraroma bayi.
"Kenza mau pipis lagi." Ucap Kenza dan tak berapa lama cairannya kembali keluar.
Setelah memastikan Kenza tidak lagi mengeluarkan cairan, Kenzo bangkit berdiri menuju kamar mandi dengan Kenza yang berada dalam gendongannya.
"Angkat tangannya sayang." Ucap Kenzo begitu selesai mendudukkan Kenza di pinggir westafel. Ia dengan telaten membersihkan tubuh Kenza yang polos dari atas hingga bawah tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Termasuk bagian bawah Kenza yang sedikit kotor karena kegiatan tadi.
"Udah, aku mau bersihin badan. Kamu duduk diem dulu di sini."
"Kenza mau bantuin." Kata Kenza mencoba turun dari dari atas westafel.
"Nggak usah sayang. Aku cuma sebentar." Balas Kenzo.
"Tapi..."
"Kenza." Lembut tapi penuh peringatan, dan Kenza langsung diam menurut.
Gadis itu dengan polosnya menatap Kenzo yang melepas baju hingga tampak tubuh berotot Kenzo yang membuat Kenza tak berkedip. Tatapan Kenza hanya tertuju pada Kenzo begitu pula sebaliknya.
"Kenzo."
"Ya sayang."
"Nenen Kenza sakit Kenzo."
Kenzo menatap dada Kenza yang kini mengeluarkan asi.
"Sakit hikss."
"Ssst, nanti aku pijitin biar nggak sakit." Kenzo menggendong Kenza didepan dan kembali menuju kasur king size mereka. Merebahkan tubuh Kenza dengan keadaan mereka yang polos tanpa pakaian. Bahkan Kenzo belum sempat mandi.
"Masih sakit?" Kenzo bertanya lembut sambil memijit dada gadisnya. Sesekali Kenzo akan meremasnya.
"Nggak sakit, tapi jangan dipijit."
Kenzo menaikkan alisnya, "Kenza mau Kenzo nenen susu Kenza."
Kenzo tersenyum puas, inilah yang ia tunggu. "Tentu sayang." Jawab Kenzo dan melahap puting Kenza yang berwarna pink kemerahan itu dengan rakus.
"Ngghh Kenzo," desah Kenza menyukainya.
Kenzo terus menghisap susu yang keluar langsung dari sumbernya itu dengan lahap, tangan kirinya tidak ia biarkan menganggur, ia memijit dada gadisnya dengan lembut.
______
TBC