"Huh, sayang ... " geram Louis berpadukan dengan hembusan nafas kasar. "Kenapa juga harus mengagetkan seperti ini, hah?" Tanpa sadar suaranya sedikit meninggi akibat rasa terkejut yang menyergapnya secara tiba - tiba.
"Apa yang kau lakukan di ruangan ku, hah?"
"Sayang, pertanyaan tidak dibalas dengan pertanyaan."
"JAWAB!" Nada suaranya terdengar penuh intimasi, begitu juga dengan tatapannya.
"Pertanyaan macam apa ini? Tentu saja mengajak mu makan siang, sayang?" Menyentuh pundak ramping, akan tetapi langsung dihempas dengan kasar. "Jaga sikap mu! Ini di kantor."
"Oh, berarti kalau sedang tidak di kantor ... " jeda sejenak berpadukan dengan langkah mendekat dan tentu saja hal tersebut memaksa Amira terus melangkah mundur hingga tubuhnya terjebak di antara pintu yang sudah menutup rapat.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar, karena itu sangat berarti buat kelanjutan dari cerita ini. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!