Capítulo 10: Nenek Sakit (1)
Editor: Wave Literature
Sebagian besar masa hidupnya yang singkat dihabiskan di kota kecil ini.
Dari jauh, Ye Tianxin bisa melihat halaman rumah kecil milik neneknya.
Dia seperti merasakan detak jantungnya tiba-tiba berhenti.
Nenek adalah orang yang paling mencintainya di dunia ini.
Sangat disayangkan bahwa di kehidupan sebelumnya dia tidak punya waktu untuk berbakti kepada neneknya, dan neneknya sudah… meninggal dunia.
Hati Ye Tianxin penuh dengan semangat dan kegembiraan ketika memikirkan akan segera melihat neneknya yang dia cintai.
"Bibi, Tianxin menindas Youran di sekolah sampai menangis… Saat ujian dia bahkan berani bertindak curang. Bibi, Ye Tianxin itu adalah keluarga kita semua. Jika Ye Tianxin seperti ini, dia akan merusak reputasi keluarga Ye kita…"
"Saat itu ketika adik hamil lelakinya kabur. Keluarga meminta adik untuk menggugurkan kandungannya saja, lalu setelah memulihkan tubuhnya kembali kita akan mencarikannya pasangan. Tapi kamu terlalu memanjakan adik. Sekarang adik telah pergi dan selama bertahun-tahun tidak ada kabar sama sekali, entah dia sekarang masih hidup atau mati…"
"Lalu Tianxin, ketika dia masih kecil perilakunya baik dan bijaksana. Namun sejak awal masuk SMP, dia bermain-main dengan preman-preman di kota kecil. Nilai di sekolah sudah tidak perlu dibahas lagi, sekarang malah masih menindas adiknya sendiri di sekolah. Apakah ini seharusnya sosok seorang kakak?"
"Bibi, kurasa Tianxin tidak akan punya masa depan yang bagus. Kamu berharap dia akan terus merawatmu sampai tua, itu benar-benar tidak realistis. Kamu adalah bibiku, ketika saatnya tiba, mungkin hanya tinggal kami berdua yang merawat bibi hingga meninggal, lihatlah rumah ini…"
Ketika Ye Tianxin memarkir sepedanya di halaman, dia mendengar suara ibu Ye Youran.
Dia berdiri diam di halaman dan mendengarkan percakapan mereka untuk waktu yang cukup lama.
Dia akhirnya mengerti bahwa Ye Youran berani pulang dan mengadu pada ibunya, dan kini ibu Ye Youran datang untuk menghakimi?
Dan bahkan berkata bahwa dia tidak akan merawat nenek sampai akhir hidupnya?
Sialan, dia jelas-jelas menginginkan rumah ini!
"Bibi Zhu…"
Ye Tianxin masuk ke dalam rumah dan berdiri di samping neneknya untuk melindunginya.
"Bibi Zhu, jangan kira nenek sudah tua lalu kamu bisa mendesaknya seperti ini. Kamu mengatakan hal yang sangat gila dan ngawur seperti itu, apa gara-gara kamu hanya ingin warisan rumah nenek? Jangan pernah berpikir untuk mendapatkannya. Kami akan menyumbangkan rumah ini dan bahkan tidak akan meninggalkan satu batu bata dan ubin untukmu."
Ketika ibu Ye Youran melihat Ye Tianxin, dia sama sekali tidak merasa bersalah dan malah menuduh Ye Tianxin.
"Ye Tianxin, kamu adalah anak perempuan tidak sah yang bahkan tidak tahu siapa ayahmu. Sejak kapan kamu layak untuk berbicara tentang keluarga Ye?"
Ye Tianxin tidak sungkan menjawabnya.
"Aku tidak punya ayah, tapi aku punya ibu. Nama marga ibuku adalah Ye, dan aku adalah anggota keluarga Ye. Urusan nenek, jangan berani kamu ikut campur!"
"Punya ibu yang melahirkan, tapi tidak punya ibu yang mendidik anaknya yang jalang ini!" Bibi Zhu mendengus, "Selama ujian bahkan masih bisa bertindak curang!"
"Enyah!"
Ye Tianxin benar-benar tidak ingin melihat wajah Bibi Zhu yang sombong dan kejam. Dia mengambil sapu di belakang pintu dan menepuk-nepuk tubuh Bibi Zhu menggunakan sapu itu.
"Keluar dari sini, kamu tidak diterima di sini!"
"Kamu tidak diperbolehkan datang kemari lain kali, jika kamu berani ke sini, aku akan menghajarmu!"
Bibi Zhu pergi sambil marah-marah. Ye Tianxin menatap punggung Bibi Zhu yang pergi dan mengingat kelicikan Ye Youran di dalam hatinya.
Ye Tianxin berbalik dan mendapati bahwa ekspresi wajah neneknya tidak begitu baik, dia lalu membantunya duduk di kursi di sampingnya.
Dia memegang tangan neneknya yang kasar, keriput dan kurus sambil berjongkok di depannya, dia lalu berkata dengan suara pelan, "Nenek, jangan dengarkan Bibi Zhu, aku tidak curang saat ujian, aku mengerjakan ujian dengan baik, dan nilai bahasa Inggrisku melebihi Ye Youran. Nenek, aku pasti akan masuk di universitas yang bagus."
Sorot mata nenek dipenuhi dengan keterkejutan, "Benarkah?"
-- Regalo
recibido