"Bagaimana rasanya jika seseorang yang dulu kau anggap adalah orang yang paling membutuhkan dirimu, tiba-tiba saja menjadi lain dan menganggap bahwa kau bukan apa-apa? Bahkan debu yang ada di ujung sepatunya jauh lebih menarik ketimbang menyadari kehadiran dirimu saat itu?"
"Sakit! Benar-benar sakit lah yang dirasakan. Di dalam hati yang paling dalam, hanya ada satu penyesalan pada waktu yang terus berjalan. Hanya ada satu harapan yang diucapkan kalau ada bintang jatuh di langit, entah itu Allah, Tuhan, Dewa, atau siapapun dan apapun yang memimpin langit dan mengendalikan alam semesta, aku hanya ingin berharap ... kembalikan waktu di mana dia membutuhkan diriku."
"Masa bodoh tentang apa yang harus kembali aku ulangi lagi. Sulit tidaknya, hanya aku sendiri yang boleh menentukan itu. Hanya aku yang bisa menentukan itu semua! Tugas Yang Maha Kuasa hanyalah mendengarkan dan mengabulkan semua doaku malam itu."