Selamat pagi.
Aku masih mengingat-ngingat perbincangan kita malam tadi.
Aku menerka-nerka itu nyata atau cuman mimpi.
Kita duduk berhadapan, padahal kursinya bersebelahan.
Hanya memesan secangkir kopi tapi kita menghabiskan waktu berjam-jam.
Selalu begitu, duduk berdua denganmu membuat aku lupa waktu.
Katamu menjadikan aku "rumah" untuk tempat kamu pulang.
Karena kamu mulai lelah berkali-kali ketempat persinggahan yang salah.
Selamanya atau sementara aku tidak akan pernah memaksakan, aku hanya bisa memperjuangkan.
Memberikan kamu tempat yang ternyaman.
Harapanmu, harapanku, semoga kita selalu setujuan.
Jika kamu memutuskan untuk pergi lagi, aku tetap menunggu dirumah ini.
Duduk disela-sela jendela dan menatap kearah seberang.
Aku menikmatinya meski hujan panas badai silih bergantian datang.
Aku suka menunggumu, tanpa menghitung berapa lama waktu terbuang.
Kamu mungkin berfikir kenapa aku tak pernah jemu.
Hanya terkurung di tempat yang sama di setiap waktu.
Aku juga tidak tau bagaimana bisa aku menikmati penantianku.
Jika kamu pergi lagi, kamu pasti datang bukan? Harapanku begitu.
Jangan pernah mencemaskan aku tentang apa yang aku inginkan dan seberapa lama aku ingin menunggu.
Jangan pernah takut jika kamu pulang, aku menghilang.
Aku tetap disini, merawat rumah untuk menjadi tempat ternyaman kamu pulang.
— Un nuevo capítulo llegará pronto — Escribe una reseña