"Jangan teriak Kayla. Kamu harus diam." Gabriel mendekat dan merapatkan tubuhnya di samping Kayla. Ketika penculik itu mencambuk dan menampar serta menyiksa begitu keji membuat Gabriel langsung berusaha menutup mata Kayla dengan tangannya yang terikat. Setidaknya, Kayla tidak menyimpan moment tragis ini.
"Ku mohon tutup mata kamu, Kayla. Tutup!"
"Gabrieeell, kakak!"
"Nggak! Nggak, jangan. Tolong tolong!" pekiknya di dalam kamar. Ia terbangun tengah malam karena mimpi buruk yang lagi-lagi membuatnya kembali teringat di masa lalu. Jujur, ia tak sanggup jika harus seperti ini.
Gabriel beranjak dari ranjang menuju balkon. Duduk di sofa mengingat kejadian tragis masa kecilnya. Wajahnya nampak begitu pucat, matanya seperti berkaca-kaca. Apalagi ketika mengingat bagaimana Layla di siksa sampai kehilangan nyawa.
Teringat jelas dan tidak bisa dilupakan untuk sekarang ini. Apakah akan selamanya? Ku mohon tidak.