Descargar la aplicación
14.65% Jodoh yang di tukar / Chapter 17: Pura-pura tidak mengenal

Capítulo 17: Pura-pura tidak mengenal

Reno dan shafa masuk ke restoran xx bagaikan pasangan kekasih, la lalu duduk tepat di samping tempat duduk devan, namun baik shafa maupun reno tidak menyadari keberadaan  devan.. Karena posisi devan sengaja berbalik supaya shafa dan reno tidak melihat nya.

"Kamu pilih makan apa?" tanya reno, sambil tersenyum pada shafa,

Shafa tidak langsung menjawab, ia sempat bengong karena tidak menyangka bos nya begitu ramah seperti sekarang, ia sudah membayangkan jika makan siang kali ini akan jadi makan siang terkaku sepanjang sejarah, ternyata ia salah

"Heh"

"Eh iya"

"Kamu bengong?"

"Tidak pak" jawab shafa gerogi.

"Kamu mau makan apa?"

"Apa saja yang bapak pesan saya makan"jawab shafa cepat,

"Oke" jawab reno seraya memanggil pelayan untuk memesan makanan

"Ternyata suara bos nya di luar kantor begitu lembut, setiap hari aku numpang mobil bos namun selalu jaga jarak karena sikap reno yang sangat dingin terhadap para bawahan, dan baru kali ini aku benar² merasa mengenal nya" batin shafa

"Apa makanan kesukaan kamu?" tanya reno,

Lagi² shafa tidak langsung menjawab pertanyaan reno, shafa malah terpaku sambil menatap reno yang terseyum pada nya, begitu mempesona senyuman nya membuat ia takjub dengan senyum bos nya yang tidak pernah ia tunjukan saat di kantor.

"Heh, di tanya malah bengong, awas ada setan yang merasuki mu" ucap reno kembali, lagi2 membuat shafa kaget, " ternyata beruang kutub ganteng banget bisa bercanda dan tersenyum"  ucap shafa yang kecepolsan.. Ups, shafa sambil menutup mulut nya..

"Apa kamu bilang?" tanya reno pada safa..

"Beruang kutub?"

"Ti ti tidak pak, maaf kan aku" ucap shafa sambil melihat daftar menu di yang ada di meja tersebut..

"Di luar kantor jangan panggil aku tuan atau bapak, aku kan masih muda panggil reno atau mas juga boleh' bisik reno dari dekat pada shafa, membuat shafa salah tingkah mengahadpi tingkah bos nya

Sementara devan telah selesai makan, ia buru2 akan bangkit setelah membayar tagihan makanan nya. Ia mendekati meja reno bersama shafa,

Shafa sangat kaget melihat kehadiran suami nya di depan nya, namun ia berusaha tenang dengan cepat ia segera bisa menguasai diri, apalagi reno tidak mengetahui jika ia telah menikah dengan devan

"Reno, ada di sini rupa nya," sapa devan

"Iya dev, mari silahlan duduk bergabung dengan kami', ucap reno menyuruh devan bergabung makan bersama nya.

"Tidak ren, terima kasih, saya sudah selesai makan" tolak devan

"Perkenalkan ini sekertaris saya" ucap reno seraya memperkenalkan shafa pada devan.

Devan dengan ramah menjabat tangan shafa mengajak kenalan.

"Devan"

"Shafa"

Bak seorang yang tidak saling kenal mereka pun berjabat tangan.

"Saya pergi dulu, lanjutkan makan siang nya" sampai ketemu di ruang meeting"

ucap devan sambil berlalu meninggal kan reno dan shafa tanpa memandang shafa sedikit pun.

Shafa pun cuek dengan kehadiran devan, ia tidak peduli pada orang yang telah menikahi nya seakan ia tidak mengenal nya.

Melihat sikap reno yang hangat dan tidak sedingin saat di kantor, itu sudah membuat shafa cukup senang. Hal itu yang akhir nya membuat shafa tidak canggung lagi menghadapi bos nya tersebut.

Shafa dan reno masih menikmati hidangan yang telah di pesan nya, tanpa shafa ketahui ber ulang kali reno mencuri pandang ke arah shafa, senyuman shafa yang sangat manis membuat kekaguman tersendiri pada wanita di depan nya.

"Apa kamu telah lama mengenal pria tadi?" Tanya shafa tiba2 berusaha mengorek keterangan dari reno.

"Tentu saja, di samping dia pemegang saham terbesar di perusahaan ku, dia juga teman ku waktu di kuliah. " jawab reno.

"Kami tidak terlalu akrab saat kuliah, dia termasuk mahasiswa populer dan banyak kaum hawa yang mengagumi nya, sedang aku pria kutu buku yang pendiam pada waktu itu." Reno bercerita panjang lebar mengenai masa lalu nya, hingga tak terasa jam istirahat telah hampir selesai.

"Oh iya nanti malam ada acara peresmian kantor cabang milik rekan ku, aku ingin kamu menemani ku, akan aku jemput jam 7." ucap reno.

"Tapi seperti nya..." ucap shafa yang ingin menjelaskan sesuatu, namun reno memotong nya

"Tidak ada tapi2, ini demi kebaikan perusahaan kita," jawab reno.

"Jam 7 kamu sudah harus siap" ucap reno kembali

"Baik lah"

"Reno sebener nya telah lama ingin mengungkapkan perasaan nya pada shafa, namun entah mengapa ia belum punya keberanian untuk itu. Meskipun ia cukup populer di kalangan pengusaha, tapi terhadap wanita ia tipe pria yang pemalu.

Meskipun ia terlihat seperti pria yang dingin, namun sesungguh nya ia pria yang hangat, dan humoris.

Makanan di meja makan telah ludes tak tersisa, shafa sejak kecil memang terbilang doyan makan, meskipun begitu ia tipe perempuan yang susah sekali untuk gendut.

"Ayo, kita akan segera berangkat ke tempat meeting," ajak reno seraya memberikan tangan nya untuk di pegang shafa, dengan malu² akhir nya shafa menggenggam tangan reno.

Setelah membayar semua tagihan nya, reno dan shafa bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju tempat mobil nya terparkir.

Di tempat parkir cuaca sangat panas, terik matahari sempurna menyinari bumi siang hari itu, membuat kulit putih wajah shafa terlihat merah merona menambah kecantikan nya yang luar biasa.

Reno membuka kan pintu mobil untuk shafa seperti pasangan pada umum nya tidak seperti atasan dan bawahan. Diam² shafa tersenyum karena ini mirip film² yang tonton.

"Kamu tersenyum² kenapa?" Tanya reno,

"Ini seperti dalam film² romantis, baru kali ini ada pria yang membuka kan pintu mobil untuku" ucap shafa polos

"Hmmm, benarkah? Kalau gitu aku akan membuka kan pintu mobil untuk mu dan juga membuka pintu hatiku untuk mu setiap hari" ucap reno dengan nada senyum penuh arti

Shafa hanya terdiam tidak menjawab gombalan reno, raut wajah nya merona karena ia jarang sekali di rayu oleh pria. Apalagi ini oleh bos nya sendiri.

Di dalam mobil mereka saling diam sibuk dengan fikiran masing² hingga akhir nya shafa memulai percakapan.

"Aku sebenar nya sekarang tidak tinggal di rumah, aku nyari tempat kos dekat dengan kantor supaya aku bisa jalan kaki ke kantor" ucap shafa (berbohong).

"Kenapa begitu? Aku lihat kamu tidak pernah telat?" Tanya reno

"Tidak apa², biar aku bisa bangun lebih siang" jawab shafa singkat.

"Oke kalau begitu, tapi tidak ada masalahkan dengan kedua orang tua mu?" Tanya reno

"Tentu saja tidak" jawab shafa.

Bersambung


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C17
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión