Raka yang mendengar jeritan Vania pun ikut panik dan juga terkejut bukan main. Ia segera meraih ponsel yang ada di dalam saku celananya dan menyalakan Flashlight.
"Van, kamu nggak apa-apa kan? Kamu tenang dulu," ucap Raka sembari merangkul tubuh Vania.
"Raka... Aku takut," sahut Vania dengan nada gemetar.
Raka menghela nafas berat. Ia kasihan pada Vania, namun di sisi lain ia senang karena bisa berduaan dengan Vania daripada hari bersama dengan Arin.
"Udah tenang aja dulu, nanti juga di benerin," ucap Raka berusaha untuk menenangkan Vania.
"I-iya,"
Kini keduanya duduk di lantai lift dan bersandar pada dinding lift tersebut. Vania menundukkan kepalanya karena takut, sedangkan Raka sama sekali tidak bisa melepaskan pandangannya pada Vania.
Tangan Raka pun segera terulur untuk meraih tubuh Vania dan mendekapnya dengan sayang.
"Jangan takut. Ada aku di sini, kamu yang tenang ya," tutur Raka dengan sayang.