Descargar la aplicación
45.71% An Empress and Warrior / Chapter 16: Pasukan Kerajaan

Capítulo 16: Pasukan Kerajaan

Tsai Fei berdiam diri. Sepanjang perjalanan dia hanya menyimak dan mencoba mengerti apa yang sedang terjadi. Dalam sebulan semua kejadian seolah terjadi begitu saja. Bencana silih berganti, kejadian tak terduga muncul terlalu cepat. Dunia memang tak semudah yang dia pikirkan. Dunia yang kejam bukan hanya sekadar dongeng. Putri yang selama ini selalu mendapatkan apa yang dia inginkan mendadak menjadi orang lemah dan terombang-ambing arus dunia.

Hidup dalam ketidakpastian dan keputusasaan lebih buruk dibandingkan kematian. Akan tetapi, Fei belum bisa mati. Kalau dia kembali dengan tangan hampa, bukankah roh leluhur akan mengusirnya dari neraka?

"Aku hidup sendiri sekarang, dulu ketika kakak dan ayah mengganggu, aku selalu merasa mereka begitu menyebalkan. Sekarang aku malah merindukan semua hal yang menyebalkan itu. Dunia aneh, hidup tak terduga. Hidup sangat aneh," gumam Fei dalam hatinya.

Dia tidak mau menampakkan penderitaan di wajahnya. Bukankah semua orang sudah tahu betapa menderitanya dia sejak berteriak menangis melihat kehancuran kota pelabuhan. Sekarang dia hanyalah seorang tawanan yang untungnya good looking.

Untuk saat ini, Fei harus bersyukur menjadi perempuan yang good looking. Mungkin lain waktu wajahnya akan menjadi bencana.

"Makan!"

Seorang prajurit melemparkan sebuah pisang pada Fei. Tanpa bicara Fei menatap dan mengambil pisang itu. Dahulu, makanan akan berlimpah dan sang putri akan mendapatkan apa saja yang dia mau.

"Untung saja, untung saja ... masih bisa makan," pikirnya.

Perlahan Fei memakan pisang yang terasa bagai sekam panas. Makan dalam kondisi merana bukanlah hal yang baik, tetapi tidak makan sama sekali akan lebih buruk lagi.

Sibuk memikirkan pisang dan rasanya yang aneh, Fei dikejutkan oleh teriakan pasukan penyamun itu. Dia tidak benar-benar tahu siapa mereka ini dan hanya menebak bukan organisasi di bawah kerajaan, mereka begitu membenci kerajaan.

"Pasukan kerajaan!"

"Pasukan raja menyerang!"

Teriakan beberapa orang di sana membuat Fei terkesiap. Dia menatap dari jendela kereta kuda yang tidak terlalu bagus itu.

Dari kejauhan, Fei melihat sosok dan bayangan beberapa prajurit yang mengenakan pakaian kerajaan Tsai.

"Paman He Xue."

Fei mengingat guru dan kakaknya yang terbiasa mengenakan pakaian kebesaran kerajaan. Tentu saja pasukan yang datang sekarang bukan paman atau kakaknya. Mereka ini sangat berbeda, pemberontak dan pengkhianat.

"Serang mereka!"

Pria bertopeng yang belum mengenalkan dirinya menyuruh pasukannya menyerang, tetapi dihentikan oleh seseorang dari pasukan kerajaan yang datang menyerang.

Seorang pria berkuda cokelat muncul dan maju ke depan. Dia terlihat sangat familiar. Fei sampai tidak bisa berkata-kata.

"Dia! Dia benar-benar sialan dan pengkhianat!"

Bibir Fei bergetar. Dia sangat mengenali siapa pria itu. Dia adalah pelayan ayahnya, Kasim terpercaya---Wen Zi.

Selama puluhan tahun menjadi kasim raja apakah dia hanya menyamar dan sedang menjalankan misi? Fei tidak bisa memutuskan saat ini. Dia hanya tahu semua orang begitu berbahaya dan menginginkan kematiannya lebih dari itu, mereka akan menyiksanya dulu.

"Kami datang tidak ingin bertarung, kami hanya ingin memeriksa dan mengambil seseorang," kata WenZi dengan nada tegas. Dia tidak terlihat seperti kasim yang manut dan patuh selama ini.

Pria ini apakah ular berkepala dua? Atau bahkan lebih dari dua kepala?

"Oh, apakah begitu? Siapa kalian sampai kami harus patuh? Apakah kau boleh asal masuk saja dan memeriksa ketika kau ingin?"

Pria bertopeng membalasnya dengan sarkas dan kejam. Ada nada kebencian di balik nada manis yang disengaja dibuat agar lawan bicaranya kesal dan marah.

Pria berkuda itu tertawa terbahak-bahak. Merasa dirinya direndahkan, dia berteriak, "Kau berani bicara seperti itu pada pasukan raja?"

Tanpa gentar pria bertopeng membalasnya, "Ah, raja yang mana? Apa kami pernah mengakui atau gentar kepada raja? Kau salah tempat dan salah mengancam orang. Apakah karena jumlah kalian banyak kau sangat percaya diri?"

Pria bertopeng tertawa terbahak-bahak dan melanjutkan, "Kalau kalian sungguh mampu maka bertarung saja. Pria itu berbicara dengan pedangnya bukan dengan mulutnya!"

Lawan bicaranya terlihat sangat emosional, tetapi seseorang mencoba menenangkan dirinya dengan membisikkan sesuatu pada pria itu.

Tak butuh waktu 10 detik, ekspresi wajahnya berubah menjadi lembut dan manis.

Fei sangat yakin kalau pria itu memang memiliki banyak wajah dan yang selama ini dia lihat hanyalah salah satunya.

"Dasar ular sialan!" Fei mengumpat dalam hatinya. Dia tidak akan membiarkan siapa pun tahu soal dirinya dan dendamnya. Itu sangat berbahaya.

"Tuan, mungkin tadi ada salah paham. Saya minta maaf sudah kurang sopan, kami hanya sedang mencari seorang perempuan. Kami rasa gadis itu bersama dengan kalian. Kalau Tuan mau menyerahkan pada kami, maka kita bisa melakukan pertukaran," jelas WenZi dengan sopan.

Dia sangat berbeda dengan pria yang berteriak dan marah beberapa menit yang lalu.

Rasa kesal di dada Fei semakin berkecamuk melihat si penjilat tua itu memainkan perannya kembali. Pantas saja ayahnya bisa dikelabui selama ini.

"Oh, begitu rupanya. Tuan ini sangat manis berbicara, tetapi sudah terlambat dan asal Tuan tahu, kami punya motto bahwa apa pun yang menjadi milik kami tidak akan pernah boleh diambil oleh kerajaan!"

Suara pria bertopeng sangat tegas dan yakin. Fei sangat yakin dua kubu ini memang memiliki kebencian yang mendalam sampai mengabaikan kalau Fei bisa saja menguntungkan mereka.

Kebencian ini bisa dimanfaatkan.

Selama memiliki musuh yang sama, makan perseteruan akan semakin seru dan bisa mencari koalisi.

Selama ini Fei hanya mengetahui dari buku dan sekarang dia dihadapkan pada kenyataan. Semua lebih nyata dibandingkan kenyataan yang selama ini dia pernah lihat dan pikirkan.

Dunia memang tidak pernah mudah dan tak pernah pula terlalu rumit.

"Kami memohon dengan baik," kata WenZi.

Sekali lagi dia masih mencoba sangat manis. Seperti seekor kucing memohon ikan pada tuannya.

"Dan kami menolaknya dengan baik pula. Apakah ucapanmu kurang jelas?"

Pria bertopeng membalas dengan sangat baik dan membuat sang lawan tidak bisa lagi menahan emosinya.

Mereka tidak punya pilihan, mundur dan kembali dengan tangan hampa atau bertempur dan masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, tidak ada yang tahu apakah gadis yang dicari ada di antara mereka atau pasukan penjahat ini hanya mencari masalah saja?

"Bagaimana?" tanya pria bertopeng, "kalian bisa mundur atau melawan kami. Dengan senang hati akan saya layani. Tuanku bilang aku sangat pandai melayani kehendak orang lain," ucapnya dengan sengaja memancing emosi.

Fei tahu pria bertopeng ini sebenarnya menginginkan pertarungan. Mereka terlihat seperti pasukan yang selalu siap mati dan tidak takut mati, itu adalah kekuatan yang paling mengerikan.

"Habisi mereka!" teriak WenZi dengan suara lantang.

Pria bertopeng tersenyum puas dan berteriak, "Coba saja kalau kau punya kemampuan!"

Tangannya memberikan kode agar pasukannya menyerang dan bertarung.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C16
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión