Descargar la aplicación
41.66% THE CURSED ROOM [CONTINUE STORY pt 1] / Chapter 5: Chapter #5

Capítulo 5: Chapter #5

Bel masuk berbunyi di sekolah Hoisington high school Kansas united stated of America.

Emma langsung pergi terbirit-birit keluar toilet dan pergi ke kelas. "Kenapa dengan dia?" Tanya beberapa orang orang yang melihatnya masih berada di koridor tempat penyimpanan loker murid.

Emma tidak ingin menghiraukan apa yang orang-orang bicarakan tentang dirinya yang heboh dan Emma tidak ingin mereka semua tahu tentang hal tadi sampai jalannya terbirit-birit.

***

Jam pelajaran dimulai, "Hari ini kita akan mempelajari pelajaran sejarah kembali" katanya Tn. Joseph kepada murid-muridnya.

Itu adalah pelajaran yang sudah di tunggu-tunggu olehnya. Emma sudah bersiap-siap untuk memulai belajar, dia sudah menyiapkan bolpoin dan buku.

Kemudian Tn. Joseph menjelaskan mereka menggunakan projektor layar di kelas.

Tn. Joseph menyalakan projektor "Seperti yang saya katakan, kita akan membahas sejarah singkat berdirinya negara kita ini, Amerika serikat"

Tn. Joseph menjelaskan, Emma menyukai setiap pelajaran yang di ajarinya sampai-sampai ia tidak ingin meninggalkan sebaris kalimat pun, pikirannya berpacu kedepan.

Tapi Emma heran dengan Kate dan Roxanne, dia ingin bertanya kemana ia pergi sampai-sampai meninggalkan Emma tadi. Tetapi, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk fokus pada pelajaran selama jam pelajaran dimulai.

Layar berkedip, dan menampilkan tulisan-tulisan tentang kesejarahan. Tn. Joseph mundur dan berpaling untuk melihatnya bersama. "Mari kita mulai dengan beberapa penjelasan sejarah berdirinya negara yang kita tinggali ini"

Tiba-tiba temannya Emma yaitu Kate, ketakutan melihat Emma. Lantas Emma bertanya kepada Kate "Ada apa?"

"Di belakangmu!" Bisik Kate.

"Kenapa?" Dia masih bingung perkataan Kate.

"Di belakangmu!" Ia mencoba tidak berisik dan tidak ingin menggangu mahkluk itu dengan suaranya. Tetapi ia tetap ingin memberi tahu Emma apa yang dilihatnya, makanya Kate berbisik-bisik ke Emma.

"Apa maksudmu?" Emma masih bingung.

Sikap itu membuatnya kehilangan waktu, dan kehilangan kata-kata yang akan ditulis olehnya. Emma tidak ingin waktunya terbuang sia-sia karena omong kosongnya Kate.

"Sudahlah Kate! Aku ingin lanjutkan menulis, aku sudah kehilangan kata-kata yang diucapkan oleh Tn. Joseph" katanya dan melanjutkan menulis

"Baiklah maafkan aku" Kate meminta maaf telah membuang waktunya Emma untuk menulis.

Dia buru-buru mengejar kalimat yang diucapkan Tn. Joseph kepada anak-anak, Emma ingin sekali ia tidak melewati satu baris pun.

"Sekarang, tugas kalian hari ini adalah mengisi pertanyaan yang tersedia dibuku halaman 172" perintah Tn. Joseph untuk murid-murid.

Murid-murid langsung membuka halaman buku yang diperintahkan oleh gurunya tadi, Begitu juga Emma.

Dia sangat menikmati pelajarannya. Ini seperti permainan merangkai puzzle bagi Emma. Dan juga semudah membuat kue tart. Mungkin, menurut murid-murid yang lainnya ini adalah pelajaran yang memaksa otak mereka untuk terus mengingat sejarah.

Perasaan Emma hampir meledak saking ia menyukai pertanyaan-pertanyaannya tersebut dan merasakan ketidaksabaran untuk menyelesaikan cepat-cepat pertanyaannya yang tersedia di buku sejarah.

Jari jemari tangannya dengan cepat menulis jawaban untuk soal pertanyaan itu, semuanya Emma bisa mengerjakannya.

Beberapa saat kemudian, bel jam istirahat berbunyi. Emma pergi ke kantin bersama Kate dan Roxanne untuk membicarakan tentang hal tadi.

"Tadi, kenapa kamu meninggalkan aku, saat di koridor Roxanne?" Tanya Emma kepada Roxanne.

"Oh iya maaf soal yang tadi, aku tak sengaja meninggalkanmu karena aku ingin mengambil buku catatan ku ketinggalan di mobil, maafkan aku ya"

"Aku memaafkanmu Roxanne, tetapi, aku juga ingin bertanya kepada kalian berdua, kenapa kalian aku panggil di koridor tempat loker malahan kalian pergi sepertinya bersembunyi dariku di toilet murid"

Mendengar pertanyaan Emma Kate dan Roxanne saling pandang memandang karena heran.

"Kami tidak pergi ke toilet Emma kami serius, mungkin saja kamu salah lihat!" Katanya Kate.

"Tapi aku melihat kalian berdua, masa iya aku salah lihat!" Emma tidak percaya.

"Kami bersumpah Emma! Aku sesudah dari koridor loker mengambil buku matematika milikku, aku langsung pergi ke kelas tetapi aku belakangan, tadi kan aku menyuruhmu untuk duluan pergi ke kelas" kata Kate

Emma masih belum percaya "Iya, aku tahu, aku balik lagi mencari kalian karena dikelas tadi sangat sepi, tetapi kenapa kalian lama sekali tidak ke kelas?"

"Kan tadi sudah aku bilang, aku pergi ke kelas saat bel hampir berbunyi dan sudah duduk di kursi bersama Roxanne. tak lama kamu datang ke kelas dengan wajah pucat. kamu yang tadi lari terbirit-birit bukan? Aku melihatmu di koridor" ujar si Kate.

"Dan aku juga pergi ke parkiran untuk seperti yang kukatakan padamu tadi, saat bel hampir berbunyi, dan aku juga berpapasan dengan Kate, jadinya kami berdua pergi ke kelas bersama" sambung Roxanne.

"Jadi, kami berdua tidak pergi ke toilet Emma, sekarang kamu sudah percaya?" Katanya kompak

"Masuk akal juga, maaf ya aku sudah salah menyangka kalian" Emma meminta maaf.

"Bukan masalah kawan" katanya lagi kompak.

Sejenak Emma terbengong karena perkataan mereka yang masuk akal. Dan ia juga seperti ada yang aneh tadi, dan ada benarnya juga yang mereka bilang.

Sepertinya pembicaraan tadi hampir menjadi perang argumen, tetapi mereka tidak ingin pembicaraan ini menjadi sebuah perdebatan, makanya pembicaraan ini di akhiri sebuah permintaan maaf.

***

Jam pelajaran selesai dan seperti biasa, mereka pergi meninggalkan kelas dan pulang ke rumahnya masing-masing.

Tetapi Emma masih ada di sekolah, ia adalah murid terakhir keluar dari ruangan kelas.

Sepertinya Kate dan Roxanne sudah pulang duluan dan lupa untuk mengajak Emma untuk pulang bersama.

Emma masih di sekolah sambil menenteng sebuah buku dan pergi ke loker tempat penyimpanan alat tulis maupun buku agar tidak menjadi beban berat di punggungnya.

Saat sampai di koridor, ia mencari tulisan namanya yang tertera di pintu loker.

Dia berjalan sendirian, sambil berusaha mencari-cari tanda namanya. Akhirnya dia menemukannya "Aku harus menaruh bukuku disini, agar aku tidak keberatan membawanya hehe" dia terkekeh kecil dengan perkataannya sendiri.

"Srekkk" bunyi pintu loker yang ditutup olehnya saat usai meletakkan bukunya.

Kemudian ia membalikkan badannya untuk berjalan pulang ke rumah.

"Hai" Seseorang pria remaja di depannya, sikapnya itu membuat Emma terkejut.

Emma kaget dan bertanya "Siapa kamu, dan kenapa kamu masih ada disini?"

"Aku Peter, aku memang selalu pulang setelah sekolah sepi, ngomong-ngomong kamu Emma kan?"

"Ya, tapi aku tidak terlalu mengenalmu"

"Kita kan teman satu kelas, oh ,oh baiklah lupakan! Sekarang ayo kita kenalan lebih dekat"

"Aku setuju" Emma tersenyum.

Peter mengajak Emma "Mau ku antar kerumah mu?"

"Baiklah terimakasih banyak Peter"

Kemudian ia berdua pergi ke mobil Peter dan berjalan ke rumahnya Emma.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C5
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión