Descargar la aplicación
2.19% Suamiku pilihan ayah / Chapter 4: 4. Cerita Maura dan Jihan

Capítulo 4: 4. Cerita Maura dan Jihan

Hampir setengah jam melajukan mobilnya, kini terlihat Jihan telah sampai di depan perusahaan Company Fernandez Group, segera Jihan keluar dari dalam mobil setelah memarkir kan mobilnya, Jihan langsung berjalan menuju masuk kedalam gedung pencakar langit tersebut.

Sepanjang perjalanan menuju lift yang akan mengantarkan ke ruangannya beberapa karyawan menyapa Jihan yang berlalu lalang lewat, terlihat jihan membalas sapaan karyawan nya dengan senyuman.

Kini Jihan sudah berada di dalam lift khusus CEO segera jihan menekan tombol lift menuju ruangannya yang berada lantai tiga puluh, tak butuh lama akhirnya lift pun terbuka mengantarkan jihan ke lantai tiga puluh segera jihan ke luar dari dalam lift dan berjalan menuju ruangannya, Saat berjalan Jihan berpapasan dengan sekretaris nya amel sejenak Jihan menyapa amel.

"Pagi Amel?" ucap jihan melihat amel.

"Pagi buk jihan."ucap amel dengan senyuman.

Setelah menyapa amel sekretaris nya, Jihan jalan menuju ruangannya tak lama Jihan langsung masuk ke dalam ruangan. didalam ruangan nya jihan menduduki kursi kebesaran nya dan melakukan aktivitas nya seperti biasa membuka laptopnya lalu mengecek email yang masuk. terlihat jihan fokus berkutat mengetik di keyboard laptop nya sehingga tak menyadari kedatangan sekertaris nya didepan pintu ruangannya.

"Permisi buk, bolehkah saya masuk?"ucap amel.

"Amel, Silahkan masuk amel." ucap jihan beralih menatap amel.

Amel berjalan menghampiri Jihan di kursi kebesaran nya lalu menyerahkan berkas penting perusahaan.

"Buk jihan, ini ada berkas yg harus Ibu tanda tangani?" ucap amel menyerahkan berkas ke jihan.

Jihan mengambil berkas yang di berikan Amel tak butuh lama jihan menandatangani berkas nya lalu kembali memberikannya kepada Amel.

"Amel ini berkasnya sudah saya tanda tangani." ucap jihan menyerahkan berkas kepada amel.

"Iya buk terima kasih, saya pamit buk?"ucap amel dengan senyuman.

"Iya amel, silahkan."ucap jihan.

Setelah kepergian amel Jihan kembali menatap menatap layar laptopnya, saat tengah fokus ponsel jihan berdering segera Jihan mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya, tertera nama dilayar ponselnya maura sahabatku, seketika jihan langsung mengangkat ponselnya.

"Halo, assalamualaikum ra?" ucap Jihan.

"Waalaikum salam han." ucap Maura di sebrang telpon.

"Ada apa ra?" tanya Jihan.

"Gue kangen sama lho han." ucap Maura.

"Tumben lho kangen sama gue ra?"ucap Jihan bercanda.

"Han, gue memang kangen sama lho udah lama kita gak ketemu". ucap Maura.

"Jadi, lho mau ketemu gue ini ceritanya."ucap Jihan menggoda Maura.

"Iya han, gue mau cerita sama lho."ucap Maura.

"Lho mau cerita apa ra?" tanya Jihan penasaran.

"Ada deh, gak seru cerita di telpon".ucap Maura.

"Jadi maunya lho cerita dimana ra?" tanya Jihan.

"Cerita di cafe gue gitu, lho bisa kesini han?" tanya Maura.

"Eh ra, yg mau ceritakan lho bukan gue kenapa lho yg ngatur gue?" ucap Jihan protes.

"Sekali - sekali gue ngatur lho han, hehehe "ucap Maura dengan tawanya.

"Lho mah selalu becanda mulu ra".ucap Jihan mendengus kesal.

"Maaf Ra, tapi hari ini lho bisa tidak datang ke cafe gue?" tanya Maura.

"Gue gak bisa datang ke cafe lho Ra, kalau lho mau kita ketemuannya di cafe A dekat kantor gue saat jam makan siang, gimana?" tanya Jihan.

"Oke, gue akan datang ke cafe A dekat kantor lho, saat jam makan siang".ucap maura menyetujui.

"Oke, kalau gitu gue tutup dulu ya telpon nya sampai jumpa di cafe?" ucap Jihan.

"Iya han." ucap Maura.

"Assalamualaikum ra?" ucap Jihan

"Waalaikum salam han." ucap Maura.

Sambungan telpon akhirnya terputus terlihat Jihan bergumam sendiri.

Apa sih yg ingin di bicarakan maura, penasaran gue." ucap Jihan.

Setelah bergumam Jihan melanjutkan pekerjaannya.

****

Kini tak terasa hari pun menjelang siang sudah tiba waktunya jam makan siang, terlihat jihan tengah bersiap- siap membereskan meja kerjanya, setelah semua rapi di meja kerjanya jihan langsung mengambil kunci mobil dan tasnya yang berada di meja kerjanya.

lalu beranjak pergi dari ruangnya menuju ke luar ruangan, saat berada di luar jihan melihat dari kaca ruangan Amel, terlihat sekretaris nya masih menatap layar laptop nya, jihan pun langsung menghampiri amel yang tak jauh dari ruangannya.

"Amel?" panggil jihan membuka pintu ruangan Amel.

"Buk Jihan?" ucap Amel terkejut melihat Jihan.

"Amel sudah waktunya makan siang, makanlah dulu." ucap Jihan.

"Iya buk, sebentar lagi saya akan makan siang soalnya lagi nanggung sebentar lagi akan selesai kerjaan saya."ucap Amel .

"Baiklah, tapi jangan sampai telat makan amel nanti kamu bisa sakit?"ucap Jihan perhatian.

"Iya buk." ucap Amel tersenyum.

"Kalau gitu saya duluan ya amel?" ucap Jihan.

"Iya buk." ucap amel.

Jihan berlalu pergi meninggalkan amel dan melanjutkan jalannya menuju lift untuk mengantar jihan menuju ke lantai bawah perusahaan,

Tak berapa lama Jihan berada dilantai bawah ia langsung jalan menuju parkiran mobilnya, sesampainya di mobil Jihan langsung lmasuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya menuju cafe A yg sudah ia janjikan dengan maura sahabatnya.

Hampir lima menit mengendarai mobilnya kini jihan sampai didepan cafe A, segera Jihan langsung masuk kedalam cafe setelah mobil terparkir, sesampainya di dalam cafe jihan mengedarkan pandangan mencari maura, seketika jihan melihat maura melambaikan tangannya.

Dengan langkah cepat jihan langsung menghampiri dan bertanya ke maura.

"Udah lama ra?" ucap jihan cipika-cipiki lalu menggeser kursi disebelah Maura untuk ia duduk.

"Belum han." ucap Maura.

"Oh, lho mau cerita apa ra?" tanya Jihan to the poin.

"Santai aja dulu han, baru juga lho sampai han." ucap Maura santai.

"Gue penasaran Ra apa yang mau lho ceritakan ke gue, sekarang aja lho ceritakan ra?" ucap Jihan penasaran.

"Nanti aja han gue ceritakan, gue mau pesan makan dulu." ucap Maura.

"Baiklah ra." ucap Jihan sambil melirik piring kecil didepan meja.

"Pelayan?" panggil Maura ke pelayan cafe untuk memesan makanan.

Pelayan cafe menghampiri maura serta membawakan daftar menu makanan.

"Han, lho mau pesan apa?" tanya Maura

sambil melihat - lihat daftar menu.

"Stik aja sama minuman nya jus jeruk ra." ucap Jihan.

"Oke." ucap Maura sambil memesan makanan untuknya juga kepada pelayan.

"Ra, gue lihat bukannya lho udh pesan makanan ya itu?" tanya jihan sambil menunjuk piring didepan maura.

"Iya gue tadi memang udah makan tapi masih belum kenyang." ucap Maura santai.

"Lho belum kenyang?" tanya Jihan.

"Belum." ucap Maura santai.

"Astaga maura." ucap jihan menepuk keningnya.

"Biasa aja kali Han." ucap Maura.

"Gue heran sama lho, apa perut lho itu masih muat ra?" tanya Jihan.

"Ya masih muat lah, kalau gak muat ngapain juga gue pesan makanan." ucap Maura mendengus kesal.

"Oh Baiklah, kalau perut lho itu masih muat ra, makanlah." ucap Jihan dengan menggelengkan kepalanya.

Tak berapa lama pelayan mengantarkan makanan pesanan Jihan dan maura, terlihat Jihan menikmati makanannya dengan melakukan obrolan.

"Ra, apa sih yang mau lho ceritakan ke gue?" tanya Jihan.

"Baiklah gue akan ceritakan, lho gak sabaran banget han." ucap Maura kesal.

"Hehehe."ucap Jihan tertawa.

"Gini han, gue lagi suka dengan kaki- laki yang sering datang ke cafe gue han." ucap Maura.

"Lho hanya cerita itu ra?" tanya Jihan.

"Iya han".ucap Maura santai.

"Astaga ra, kalau ngomong itu dari telpon juga bisa kali?" ucap Jihan mendengus kesal.

"Tapikan gue juga kangen sama lho han, kalau gue cerita ditelpon gak seru han."ucap Maura.

"Baiklah, terus lho suka sama dia apa dia juga suka sama lho?" tanya Jihan.

"Gue gak tau Han dia suka atau tidak sama gue, secara kan gue sukanya secara diam- diam, tapi han dia selalu perhatian lho sama gue." ucap Maura senang.

"Ooo, terus?" ucap Jihan.

"Jadi menurut lho han, dia suka apa enggak sama gue?" tanya Maura.

"Gue mana tau maura, gue aja gak kenal sama orang yg lho suka itu memangnya gue psikologi yang tau gerak gerik orang yang suka sama kita atau tidak ?"ucap Jihan menahan kesalnya.

"Ya kali elo tau ra."ucap maura.

"Lho mah ada- ada aja ra tapi sih menurut gue mungkin dia juga suka sama lho ra." ucap jihan serius.

"Beneran han?" tanya Maura senang.

"Iya, tapi dia itu perhatiannya sama lho gimana ra?" tanya Jihan penasaran.

"Dia selalu tanyak gue udh makan apa belum, jangan terlalu capek kerja nanti kamu bisa sakit, gitu aja sih perhatiannya terhadap gue han".ucap naura.

"Dari perhatiannya sih biasa aja, taoi mungkin dia juga ada rasa suka sama lho ra." ucap jihan.

"Gue senang han kalau dia suka sama gue juga."ucap Maura.

"Iya, soalnya dari perhatiannya itu dia ingin lebih dekat sama lho ra." ucap Jihan.

"Bener, juga kata lho han".ucap Maura.

Setelah beberapa menit menikmati

makanannya dengan obrolan, hingga pada akhirnya Jihan pamit ke Maura.

"Ra, gue pamit duluan ya soalnya gue mau ke perusahaan setelah itu gue mau kerumah sakit". ucap jihan beranjak dari duduknya.

"Ayah lho masuk rumah sakit lagi han?" tanya Maura.

Sebelumnya maura sudah mengetahui kalau wisnu sering masuk rumah sakit karena sakit jantungnya.

"Iya, malah ayah kondisi nya kritis saat ini, gue minta doa ke elo ra semoga ayah gue cepat sadar?" ucap Jihan.

"Iya han, gue pasti akan doakan paman semoga cepat sadar, nanti kalau ada waktu gue jenguk paman han."ucap Maura.

"Makasih ra, lho memang sahabat gue yg terbaik, gue akan tunggu lho jenguk ayah gue?" ucap Jihan memeluk maura.

"Iya han, kita kan udah sahabatan lama jadi sesama sahabat harus saling mendoakan sahabatnya, lho gak usah terima kasih sama gue." ucap Maura melepaskan pelukan nya dari Maura.

"Baiklah ra, gue pamit duluan pulang ya?" ucap Jihan.

"Iya han." ucap Maura.

"Lho mau disini aja Ra?" tanya Jihan.

"Ya enggak lah, nanti gue pulang han tapi sebelum pulang gue mau temui seseorang dulu".ucap Maura.

"Siapa yang mau lho temui ra?" tanya Jihan.

"Ada deh." ucap Maura.

"Pasti laki-laki yg lho sukai itu ya?" tanya Jihan menebak Maura.

"Iya han, lho kok tau si han."ucap Maura heran.

"Taulah, dari wajah lho itu udah terlihat aura kesenangan." ucap Jihan.

"Hehehe, tau aja lho han."ucap Maura.

"Cieee...kalau gitu gue pamit pulang duluan.

ya gue takut ganggu lho?" ucap Jihan menggoda maura.

"Oke, hati- hati lho ya di jalan." ucap Maura.

"Iya Ra , Ra lho jangan bayar makanan lho biar gue yang bayarin."ucap jihan.

"Gak usah han biar gue aja yang bayar makanan gue sendiri."ucap maura.

"Baiklah ra, kalau lho memang gak mau gue bayarin, bye Ra ?" ucap Jihan.

"Bye han."ucap Maura.

Jihan berlalu pergi meninggalkan Maura menuju kasir kafe untuk membayar makanan nya, setelah membayar jihan langsung jalan menuju mobilnya yang berada di luar cafe, sesampainya dimobil Jihan langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke perusahaan Company Fernandez Group.

Komen yang positif ya bagi author

biar author lebih semangat lagi buat karya!!!

Maaf ya kalau author punya kesalahan dalam karya 🙏


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C4
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión