Arga tertawa terbahak-bahak melihat semua orang yang di sana memohon pada dia dan satu per satu mulai meregang nyawa. Ia menatap Roman yang tersenyum ke arahnya.
"Alex, bereskan semua kekacauan yang ada san ruangan ini harus langsung direnovasi. Saya tidak mau darah mereka terlihat di lantai. Semua keramik juga harus diganti serta temboknya dicat ulang," perintah Arga.
Alex menganggukkan kepalanya. Ia langsung pergi keluar untuk menghubungi orang yang dapat merenovasi ruangan itu hari ini juga.
Roman menepuk bahu Arga. "Kamu memang anakku yang selalu hebat. Tidak ada kelemahan sedikit pun di diri kamu," puji Roman.
"Iya, Pa, kan aku ini cerminan Papa. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya," kata Arga. Dia dan Roman sama-sama memiliki sifat yang kejam terhadap para pengkhianat.