Tidak terasa acara yang diadakan oleh keluarga Bowie sudah selesai dan para kolega bisnisnya satu per satu mulai berpamitan.
"Ma, ajak Sienna supaya kapan-kapan main ke rumah kita, Ma," kata Arga berbisik di telinga mamanya.
"Oke, Nak," balas Reine.
Tidak lama giliran keluarga Reagan berpamitan ke mereka.
"Kami pamit pulang ya, Nyonya, Tuan," kata Pedro.
"Iya, Tuan. Terima kasih sudah mau datang ke acara kami," balas Roman.
"Nyonya Jenny, Tuan Pedro, lain kali ajak Sienna main ke rumah keluarga kami ya," kata Reine.
Tentu saja orang tua Sienna menyetujui dan senang dengan permintaan Reine, ditambah putri mereka akan bermain di rumah keluarga Bowie yang merupakan orang penting.
"Tentu saja, Nyonya. Pasti saya akan mengajak putri saya ke rumah anda," balas Jenny.
"Sienna, kamu mau kan datang ke rumah Tante?" tanya Reine.
"Iya, Tante. Saya mau datang ke rumah Tante," jawab Sienna.
Sienna mengiyakan permintaan Reine. Ia tidak mungkin menolak permintaan itu karena dirinya tidak mau kalau keluarganya sampai malu hanya karena dirinya.
"Kami pulang dulu ya, ini sudah sangat malam," kata Pedro.
"Iya, Tuan. Hati-hati di jalan," balas Roman.
Pedro, Jenny dan Sienna berjalan bersama ke parkiran mobil. Saat sudah di dalam mobil, Pedro mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.
"Nak Arga sangat ganteng ya, Arga di sekolah gimana?" tanya Pedro.
"Arga di sekolah juara pertama terus, Pa. Dia itu sangat pintar," jawab Sienna.
"Ya iyalah dia pintar, ayahnya aja sangat perfeksionis," balas Pedro.
"Oh iya, apa saja prestasi Samuel kekasih kamu?" tanya Pedro.
"Samuel juga pintar, Pa," jawab Sienna.
"Tapi Papa pikir dia enggak sehebat Arga anaknya Tuan Roman," balas Pedro.
Pedro memang tidak pernah menyukai Samuel kekasihnya Sienna. Ia lebih menyukai Arga anak koleganya.
"Sudah, Pa, kok Papa gitu sih. Kan sebentar lagi Samuel dan Sienna akan bertunangan," balas Jenny.
"Suruh secepatnya, jangan gantung putri kita terus," kata Pedro kesal.
Jenny melihat putrinya memalingkan wajahnya ke jendela menghelakan napasnya.
"Iya, Pa. Nanti Mama bilang sama keluarga Samuel supaya mereka segera bertunangan," balas Jenny.
"Iya," balas Pedro dengan wajahnya yang kesal.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam akhirnya mobil tersebut sampai di halaman rumah mereka, lalu mereka semua keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam rumah.
"Ma, Pa, Sienna ke kamar duluan ya, Sienna udah ngantuk," kata Sienna.
"Ya sudah, sana kamu istirahat, udah malam banget ini," balas Jenny.
Sienna melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Sienna membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah selesai mandi Sienna keluar dari kamar mandi. Ia melihat ponselnya menampilkan video call dari kekasihnya Samuel langsung mengangkat video call itu dengan wajah semringahnya.
"Hallo, Sayang," panggil Samuel di seberang sana.
"Hallo juga, Sayang," balas Sienna dengan senyum manisnya.
"Bagaimana acara pestanya tadi?" tanya Samuel.
"Acaranya bagus, tapi menjadi tidak begitu menarik di mataku karena tidak ada kamu yang menemaniku di sana," jawab Sienna.
"Wahh, kekasihku ini udah mulai bisa merayu," kata samuel terkekeh.
"Udah udah saatnya tidur. Besok mau malmingan enggak?" tanya Sienna.
"Boleh, Sayang. Kamu mau kemana?" tanya Samuel.
"Ke pantai yuk, lihat-lihat pemandangan di sana," jawab Sienna.
"Boleh, Sayang. Nanti kita foto-foto di sana terus makan malam romantis deh," balas Samuel.
Sienna menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.
"Sudah malam, kamu sudah mengantuk belum, Sayang?" tanya Samuel.
"Aku sudah sedikit mengantuk," jawab Sienna.
"Sayang, istirahat sekarang aja. Besok kita akan bertemu lagi," balas Samuel.
"Selamat malam, Samuel, selamat istirahat," kata Sienna.
"Malam juga, selamat istirahat," balas Samuel.
Sambungan video call tersebut terputus dan Sienna meletakkan ponselnya ke atas meja samping ranjang, lalu ia membaringkan dirinya di ranjangnya.
Ting
Suara pesan masuk di ponsel Sienna berbunyi. Sienna mengambil ponselnya melihat yang masuk adalah pesan satu arah lagi membaca isi pesan tersebut.
Hari ini kamu terlalu menarik untukku. Tapi sayangnya kamu sudah memiliki kekasih tapi dengan melihatmu setiap hari membuatku meyakini aku menyukaimu dan mencintaimu, ini bukan obsesi. Sudah beberapa hari ini aku terganggu dengan wajahmu, lekuk tubuhmu dan senyumanmu.
Secret admire A, yang menyukaimu.
Sienna menyukai kata-kata yang begitu memujanya di pesan itu. Sienna melihat jam sudah begitu larut langsung mematikan ponselnya dan menghapus pesan itu lalu ia menarik selimutnya hingga menutupi tubuhnya.
Di tempat lain ada seseorang yang sedang terkikik geli melihat pesan yang ia kirimkan.
"Belum saatnya kamu mengetahui siapa aku, sayang. Kamu suka ya dipanggil sayang, baiklah aku akan mengikuti bagaimana kekasihmu itu memanggilmu," kata pria itu.
***
Di mansion keluarga Bowie, Arga, Reine dan Roman sudah berada di mansion setelah pesta yang diadakan Roman sudah selesai.
"Kamu baik-baik aja, Nak? Kenapa kamu kelihatannya sedang kesal sekali?" tanya Roman.
"Aku baik, Pa, tapi aku ingin meminta Papa menjodohkan aku dengan Sienna. Aku suka sama dia," jawab Arga.
"Arga, jangan memaksakan kehendak," balas Roman sambil menepuk bahu putranya.
"Kamu lebih baik istirahat, Nak, sudah malam," kata Reine sambil merangkul putranya.
"Ma, besok aku mau pergi olahraga aja jadi enggak bisa menemani Mama bertemu teman-teman Mama," kata Arga.
"Ya sudah, enggak apa-apa. Besok Mama bisa berangkat sendiri kok, kamu sekarang istirahat aja udah malam," balas Jenny.
"Ma, Pa, Arga ke kamar duluan ya," kata Arga.
Kedua orang tuanya menganggukkan kepalanya. Lalu Arga berjalan menuju kamarnya. Saat sudah di dalam kamar ia membersihkan dirinya di kamar mandi terlebih dahulu. Setelah sudah selesai mandi ia keluar dari kamar mandi lalu ia membaringkan dirinya di atas ranjang.
***
Burung-burung mulai berkicau dan matahari mulai masuk melalui sela-sela jendela kamarnya. Sienna yang merasa terganggu dengan sinar matahari yang semakin lama mengenai wajahnya membuka matanya. Ia melihat mamanya ada di hadapannya mengernyitkan dahinya.
"Sienna bangun, woi! Ayo kita jogging bersama!" teriak Jenny saat melihat putrinya sudah membuka mata.
"Ma, malas deh, Mama aja ya yang pergi jogging," balas Sienna.
"Jangan malas-malasan, Sienna. Kĺamu itu harus jogging bareng Mama supaya kamu tetap sehat dan tidak ada lemak yang bertumpuk di badan kamu, Sienna," kata Jenny.
Sienna yang mendengar mamanya berisik sekali pagi-pagi memutar bola matanya dan langsung bangkit dari ranjangnya. Ia sangat malas menanggapi mamanya yang terlalu heboh jika menyuruhnya olahraga bersama. Sienna mengambil pakaiannya lalu ia masuk ke dalam kamar mandi. Tidak lama Sienna keluar dengan celana training berwarna abu-abu senada dengan bajunya.
"Ayo jalan sekarang, nanti keburu siang," kata Jenny sambil mendekap tangannya di dada.
"Iya, Mamaku sayang. Ayo kita pergi jogging sekarang," balas Sienna cengengesan.
"Papa ikut enggak, Ma?" tanya Sienna.
"Papa lagi tidur habis tadi malam Mama kasih pelayanan hebat semalam," jawab Jenny jujur.
Sienna tentunya mengerti apa maksud mamanya. Mereka akhirnya keluar dari rumah menuju taman dekat rumahnya.
Bugh
Saat sedang berlari bersama mamanya tiba-tiba Sienna tidak sengaja menabrak seseorang.