Saat malam tiba, tepatnya pukul sepuluh, Bryana merasa jengah karena berada di kamar sendirian. Wanita hamil itupun mulai merasa gerah dan sesak akibat kehamilan nya yang semakin membesar. Dia miring ke kanan, ke kiri untuk mencari kenyamanan namun tidak kunjung dapat.
"Ya Tuhan, gerah sekali." Bryana akhirnya duduk dan beranjak dari ranjang. Dia berjalan keluar kamar hingga menuruni tangga menuju lantai dasar. 'Dean juga keterlaluan, kenapa jam segini belum selesai lembur. Kak Raymond juga tidak memberi kabar sudah sampai di Bandung atau belum."
Bryana melirik suasana rumah yang tampak sepi karena penghuni lainnya mungkin sudah tidur kecuali para Bodyguard yang dapat jatah jaga malam. Dia berjalan menyusuri lorong tidak terlalu panjang dari arah ruang tengah menuju ruang kerja yang terletak dekat dengan ruang bermain anak-anak.