Bryana tertunduk merasakan sentuhan hangat dari jemari kokoh Dean yang mengusap air matanya dengan sangat lembut. "Karena perkataan Carlos, kamu jadi batal meminjam uang padaku. Aku samasekali tidak peduli pada tuduhannya kepadamu karena aku yakin kamu memang pria yang baik yang mau bersusah payah menahan rasa gengsi mu untuk meminjam uang demi kebahagiaan putrimu."
Dean terdiam dan menurunkan tangannya dari wajah Bryana, kemudian kembali pada posisi duduknya menghadap pada setir. "Aku hanya tidak ingin seseorang memandangku seolah aku adalah pria picik yang memanfaatkan wanita sebaik kamu. Tolong jangan paksa aku untuk menerima pinjaman darimu," ucapnya kemudian.
Bryana melirik Dean dengan iba. 'Kapan sikap minder itu akan kami akhiri? Aku tau kamu tidak punya uang samasekali dan aku juga ingin menjadi orang yang ikut membahagiakan putrimu. Ya, aku akan melakukan itu tanpa bisa kamu tolak!' serunya dalam hati.