Descargar la aplicación
6.38% ueueue / Chapter 3: accident#3

Capítulo 3: accident#3

Di rooftop dormitory pagi ini digunakan penghuni untuk olahraga kardio bersama. Apalagi mereka yang berambisi untuk membuat dan mempertahankan six pack nya.

"Nice kemana? Katanya mau ikut..." tanya Peak pada Guy.

"Masik molor njir ama yang beb, dibangunin kaga mau" jawabnya. Plan ikut mengangguk, walaupun posisinya tengah digendong oleh Mean.

Ceritanya mereka belum mandi.

"Yaudah tinggalin ae"

"Wush si Ohm udah ngangkat yang segitu gede aja pagi pagi" ucap Nanon sambil memerhatikan Ohm yang sedang mengangkat beban di bantu dengan God. Disamping nya ada First yang sedang bercanda membuat Ohm gagal fokus.

Baru beberapa dari mereka yang datang, itupun kebanyakan dari pemuda yang ada disana. Sedangkan para tetua masih tidur di kamarnya bersama sang pujaan hati ataupun sekedar membangunkan anak mereka.

"Dek, dedek gak ikut kardio?" Ben menepuk pelan pipi Max yang sedang tertidur dengan meringkuk dalam selimut.

"Max capek bang, mau bobo aja" jawabnya dengan serak. Ben yang tadinya berencana ke rooftop pun tidak jadi ketika mendengar suara Max yang cukup serak itu.

Iapun menempelkan punggung tangannya pada leher Max.

"Astaga dek kamu demam!! duh gimana ini??" ucap Ben.

Max hanya terdiam dengan mata sedikit terbuka. Sebenarnya ia memang merasa pusing sejak kepulangannya dari rumah Pim tadi malam, tetapi ia hiraukan.

Dan sekarang ia baru merasakan kepalanya mulai sakit dan lemas. sepertinya ini pengaruh dari kebiasaan bergadangnya.

" dedek tunggu bentar abang cariin obat sama sarapan ya?"

"Gamau, gaenak mau makan bang" tolak Max. Ben menghela napas lalu memelototi nya.

"Dedek gamau makan? Yaudah biarin aja kalo nambah sakit abang gamau ngurusin" ucap Ben berpura pura tak peduli. Max merengut kecil, lalu menenggelamkan seluruh tubuhnya dengan selimut.

Ben yang duduk di pinggiran kasur pun menepuk kepalanya pelan.

" makan roti aja kalo gitu, baru minum obat. Setidaknya kan udah keisi perutnya..."

"Gamau bang, mual"

"Trus mau nya gimana?" Pasrah Ben. Max memang begitu jika sudah sakit, ngeyel.

Max terdiam. Ben yang mengerti harus apa pun langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katanya, sementara Max masih setia menahan rasa sakit pada kepala nya.

"Woy ganti dulu lagunya yang asekk!!" Pinta Tay sambil menggunakan skipping nya.

"Iya tuh, dangdutan kek!!" Saut Plan.

Nicky yang bertugas mengurus soundnya pun segera mengganti lagu dengan yang lebih asoy, yaitu lagu dangdut.

"HOA HOEE!!!" Seru para penghuni menikmati lagunya.

Sementara itu, Ben yang tengah berlari menuju rooftop pun sampai dan mencari seseorang yang ia butuhkan.

"OIT PEAK, CHIMMON, OHMPAWAT, BEAM!!! SINI LU SEMUA!!" Teriaknya membuat seluruh penghuni yang ada disana menoleh kearahnya.

Termasuk Sing.

Yang di panggil pun segera menghampirinya.

"Nape bang?" Tanya Beam.

"Muk minta tolong pindahin lemari? Kasur? Meja?" Tanya Ohm.

"Hooh, apa mau diajak jalan? Apa gimana bang?"saut Chimmon.

"Mau traktir bang?" Sambung Peak.

Ben menghela napas, lalu menatap keempatnya bergilir.

" Max sakit"

"HAAHH?LAGII??!!" Heboh mereka. Ben mengangguk.

"Iya demam dia, gamau makan juga. Kalian kan pawangnya dia tuh, sono gih bujuk dia makan sama minum obat, sama gue gamau dia..." pasrah Ben.

"Pantes ae kaga ikut kardio, yaudah gece ke kamarnya!!" Ucap Beam.

"Yauda ayo, lu bro carik obat aja sama sarapannya di bawah, gue sama Peak bujuk dia dulu" saran Chimmon. Ohm dan Beam mengangguk lalu dengan cepat mereka berlari menuju lift diikuti ketiganya.

Plan, Patrick, Sing, dan juga Nanon hanya memasang raut bingung mereka di sana.

"Perasaan tadi malem masi ngoceh ae tuh bocah" ucap Ohm sendirian sambil berlari menuju apotek di dekat dormitory.

"Asli, dah lu beli obat gue beli makan Max aja" ujar Beam lalu memisah.

Sementara di kamar Max.

"ASTAGA BAYI KU SAYANG LU BISA SAKIT SEMINGGU SEKALI RUPANYA?" Heboh Chimmon seraya berlari mendekati Max yang sudah memunculkan kepalanya.

"LEMAH YA LU BRO" sambung Peak sambil melompat ke kasur Max.

"Berisik ah" ucap Max serak. Peak yang mendengarnya mendekatinya lalu duduk di sebelah Max dengan tampang yang 'ke-emak-an' nya.

"Panas banget badan lu, duduk bisa gak?" Max menggeleng kecil.

"Kek muter semua gitu, apa apaan. Padahal gue ada banyak tugas anjir" eluhnya.

"Lu lupain dah ntu tugas pak gundul, mending lu gece makan sama minum obat istirahat. Ntar tugasnya biar si Boom yang ngerjain, awoakwokaok" ucap Chimmon santai. Peak memandangnya datar, pacarnya lagi yang kena.

Max memandangnya datar tetapi tak urung mengangguk, membuat Peak menggeleng pasrah.

"Lu makan apa kemaren? Minum apa? Ngapain aja emang? Ada kelas tambahan di ATRI?"

"Bused lu nanya kek interogasi anying ngebut banget, pelan pelan satu satu" komen Chimmon. Peak menyengir.

"Kemaren ada kelas tambahan emang..." adu Max.

"Pantesan ae bocaaaah, lu gak bisa gitu minta ijin beberapa hari?" Tanya Peak sambil berkomentar.

"Gatau, masalahnya yang bakal meet up di lapangan nanti tuh kapten nya, jadi mau uji coba praktek" jawab Max.

"Udah lu skip aja, kan lu bisa meet up ujian praktek sama kapten di lapangan pribadi, lu kan banyak duit, ehehehehe" saran Chimmon.

"Iya deh"

Ben yang sedari tadi memerhatikan mereka pun hanya diam tetapi sibuk dengan ponsel nya untuk mengabari sang papah dan mamah nya kalau anak bungsu mereka sakit.

lagi.

"Nih obatnya, Beam beliin buryam sekalian tadi" ujar Ohm saat memasuki kamar Max dan langsung menyodorkan barang itu pada Chimmon.

Kekasih Purim itu akhirnya mulai mengurus sarapan dan obat untuk Max, karena biasanya kalau Max sakit ialah yang akan mengurusnya bersama Peak.

Sementara Beam dan Ohm akan menjadi support system nya.

"Lu tadi malem masi sempet beli sepatu Max yaampon, pagi pagi dah loyo aja" ucap Ohm sambil ikut menaiki kasur Max dan berbaring dengan memeluk plushie milik Max.

Sungguh sangat...

"Entah ah bomat, capek banget gue" ujar Max.

"Nih, lu kalo kaga di suapin mana abis makannya" Chimmon menyodorkan sesendok bubur hangat itu lalu mulai menyuapi nya.

Setelah selesai, ia langsung meminum obat yang diberikan.

"Lu kaga mau ganti baju?" Tanya Peak. Max menatapnya.

"Ambilin kaos aja tolong sih, keringet dingin gue" Peak mengangguk. Ia pun langsung menuju ruangan sebelah dan mengambilkan kaos untuk Max.

"Bentar lagi lu pasti ngantuk, lu tidur aja lagi dah. Gue kawanin disini..." Chimmon berkata sambil memeluk boneka berbentuk marsmallow milik Max.

"Kaga!! Lu semua bau ketek, mending mandi dulu baru kesini, nanti kamar gue bau lagi" tolak nya.

Ben tertawa mendengar itu.

"Iya iya yaampun sedi banget, lu bedua duluan gih yang mandi!!" Suruh Chimmon pada Ohm dan Beam. Mereka berdua mengangguk, lalu segera berlari ke apart mereka untuk mandi.

" dedek, abang mau ke bawah dulu ya ngambil resep obat kamu" ucap Ben.

"Yaudah"

Setelah Ben pergi, Chimmon menatap Max.

Sementara Peak asik bermain dengan laptop Max.

"Lu tau bro, gue tadi malem sama papii tengkar" ucapnya memulai cerita.

"Napa emang?"

" karna masalah boneka ulet pitonnya mamii, soalnya uletnya itu melar gegara gue tarik tarik bareng papi, trus mami marah. Eh si mami malah minta dikawanin bobo nya sama maspur, yaelah..." eluh nya. Max tertawa kencang sambil melepas bajunya. dengan suaranya yang serak dan sedikit bariton itu, justru terdengar lucu oleh Chimmon.

"Apa apaan gegara ulet pitonnya melar berujung minta dikawanin maspur, bengek gue anjir" ujar Max lalu memakai kaos yang bersih.

"Lagian prahara keluarga lu tuh gak jauh jauh dari yang begituan dah asli aja woey,wkwwkwk" saut Peak.

"Iya ntuh, kesel gue jadinya tadi malem gue di kelon ama papii bukan ama maspur" gerutunya. Max hanya menggeleng masih dengan tertawa.

_________________________________________


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C3
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión