Capítulo 184: 184

Ada apa dengan hatiku, mengapa aku merasa setakut ini. Bahkan tidak pernah aku merasa setakut ini.

"Radit, lo kenapa sih maksain diri buat ikut kalau kondisi lo lagi drop guni," ujar Chika.

Gadis itu tidai tega saat melihat Radit yang terbaring lemah dengan selang insfus yang menempel di pergelangan tangannya.

Keceriaan yang biasanya Radit hadirkan kini tiba-tiba hampa. Dan senyuman yang biasa ia tunjukan padanya itu tiba-tiba mendadak hilang.

"Bangun Dit, gue mohon elo harus bangun. Gue gak bisa kalau lihat lo kaya gini Dit. Lo itu udah gue anggap seperti kakak gue sendiri," sahutnya.

Gadis itu hanya bisa menangis di samping Radit.

"Bahkan mata yang selalu menghadirkan kebahagiaan itu kini terpejam cukup lama."

Tak lama kemudian keluarga Radit dari Jakarta sudah datang.

Yang pertama kali Chika lihat adalah bi Ida asisten Rumah tangga Radit.

Mungkin orang tua Radit lagi ke bagian administrasinya, begitulah fikir Chika.