Mireon tak mengerti. Mengapa dirinya berada di salah satu ranting pohon raksasa tempatnya sering melamun itu? Bukannya sekarang dia ada di bumi, bukan di dunia asalnya lagi?
Tiba-tiba, muncul seorang pemuda yang terbang dengan sayapnya, mendarat di hadapan Mireon. Pemuda itu tersenyum lebar kepada Mireon. Mireon hanya menelengkan kepala, mengamati wajah si pemuda yang sebenarnya biasa saja, tidak terlalu tampan, tetapi tidak terlalu jelek juga.
Mireon makin tak mengerti. Mengapa pria ini ada di hadapannya? Dengan usia yang tampak lebih muda pula.
Pemuda itu mengacak-acak rambutnya yang berantakan. "Kuperhatikan, kamu sering duduk sendirian di sini, ya?"
"Aah." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Mireon. Padahal, Mireon sudah ingin memeluk dan mencium pemuda itu. Akan tetapi, sebesar apa pun tekadnya, Mireon tidak sanggup menggerakkan tubuhnya.
Akhirnya, Mireon pun sadar, itu hanya mimpi. Mimpi tentang pertemuannya dengan sang kekasih untuk pertama kali