Keesokan paginya Vincent kembali bekerja dari rumah, Bella juga heran mengapa suaminya melakukan itu padahal Ia bukanlah bayi yang perlu diawasi. Satu jam tepat setelah sarapan saat Vincent sedang mengikuti rapat secara daring, kedua dokter jiwa yang merawat Bella dan Alanis datang lagi.
"Apakah ada perkembangan pada Nona Alanis, Pak?" tanya Dokter Sapto.
"Ada, Pak. Ah, saya lupa mengabari Bapak. Beberapa hari yang lalu Ia mengeluarkan suara, Ia menyebut nama seseorang. Saya yakin itu nama baru yang diberikan kepadanya, Ia menyebut dirinya sebagai Brenda," papar Vincent.
"Bagaimana itu terjadi?" dokter cukup terkagum.
"Istri saya mengajaknya menonton dokumen video dan mengajak Alanis bercermin. Mungkin Ia paham bahwa gambar yang ada di video dan di cermin itu dirinya. Ia lalu menyebut nama seseorang dengan terbata-bata, 'Brenda'. Saat ditanya siapa itu Brenda, Ia menunjuk dirinya sendiri," Vincent menceritakan kembali apa yang diceritakan oleh gadisnya.
Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!
Terima kasih sudah membuka kunci bab ini. Vote cerita ini dengan power stone yaa.
Teman-teman yang belum review cerita ini dengan bintang lima, masih Author tunggu. Silakan masukan library, lalu klik titik tiga pada sampul cerita ini. Kemudian, pilih 'about this book' lalu beri penilaian. Usahakan review 140 huruf agar bintangnya dapat ter-upload.
Terima kasih