Tak ada yang menaruh belas kasih kepada Marvel yang terus meronta, begitupun Bella. Vincent terus menarik tali yang mengaitkan leher gadis itu hingga ke luar gedung, tidak peduli bagaimana rasanya berjalan di atas lantai beton yang kasar dengan lututnya. Salah satu anak buahnya membukakan pintu mobil kursi deretan nomor dua untuk Tuannya. Vincent menjejalkan gadisnya agar masuk ke dalam mobil.
"Bangsat Kau iblis! Suatu hari nanti Kau akan mati sia-sia," ronta Marvel. Dua orang yang memegangi lelaki itu bekerja keras agar Ia tidak lepas.
"Percepat semuanya, hari sudah semakin siang dan kita bakal terlambat," ujar Vincent.
"Tidak ada siang ataupun malam bagimu karena sejatinya Kau tinggal di neraka, Vincent terlaknat!" sahut Marvel.
Terima kasih sudah membuka kunci bab ini.
Mohon maaf sekedar pemberitahuan, author pindah kebiasaan dari update pagi hari menjadi sewaktu-waktu. Semoga teman-teman tidak kecewa yaa.
Tetap dukung saya dengan vote menggunakan power stone (lambang api) dan gift. Silakan bergabung privilege chapter mumpung awal bulan yaa, karena setiap tanggal 30/31 privilege akan kadaluarsa.
Terima kasih & selamat membaca