Di dalam mobil, suasana benar-benar hening. Tak ada suara yang keluar dari keduanya, Ara yang terdiam sambil menatap kosong ke kaca samping kiri mobil mengacuhkan Juna yang menundukkan kepalanya di atas setir kemudi mobilnya.
"Kenapa kamu bisa berpikiran buat ngindarin aku untuk menjaga perasaan Dewa?" tanya Juna sambil mengangkat kepalanya dan menatap ke depan kaca mobilnya.
"Gue gak mau Dewa salah paham, Jun. Gue gak mau Dewa selalu mengatakan hal-hal yang gak masuk akal."
"Gak masuk akal gimana, Ra?"
"Dia selalu bilang kalau lu suka sama gue, padahal gue udah tahu, kalau lu cuman suka sama cewek yang dulu selalu lu ceritain ke gue semasa SMA. Gue gak mau dia selalu beranggapan begitu."
Juna terdiam, padahal yang dikatakan Dewa semuanya masuk akal, karna memang terlihat jelas kalau Juna menyukai Ara. Tapi kenapa malah orang lain yang lebih peka tentang perasaannya ke Ara daripada Ara sendiri.
"Semua itu benar, Ra"
Terima kasih untuk yang udah baca sampai bab ini ya?
Makasih makasih banget..
Aku butuh saran kalian, apa ceritanya membosankan?
Apakah ada yang harus aku perbaiki?
Saran dan masukan kalian sangat berarti lho buat aku..
Aku tunggu ya
Makasih
>_<