****
"Ra?"
"Iya."
"Boleh aku ke situ?"
"Kemana?"
"Ke apartemen kamu."
"Mau apa?"
"Ada yang mau aku bicarain."
"Soal semalem?"
"Iya."
"Udah gak papa, salah guenya juga yang gak bawa handphone."
"Tapi aku udah di depan pintu apartemen kamu."
….
*****
Ara tidak menjawab kalimat Juna di telfon, tapi ia menjauhkan ponselnya dari indra pendengarnya. Lalu terdengarlah bunyi bel pintu ditekan. Ara masih menempatkan ponsel di genggaman tangan kanannya dan menggantungkan tangannya lunglai.
"Kan gue bilang gak papa Jun, kenapa mesti kesini?" ucapnya setelah membuka pintu apatemennya.
"Selamat ulang tahun Isyana Asmara Raya," ucap Juna sambil menenteng bingkisan di tangan kirinya.
Ara hanya terdiam dan sedikit berkaca-kaca melihat hal yang sudah lama tidak ia lalui.
"Hei hei hei, jangan nangis dulu! Bisakah aku masuk dulu ke dalam?" ucapnya sambil memasukkan ponsel ke saku celana.
Ara tidak menjawab kalimay Juna, ia hanya mengangguk dengan mata berkaca-kaca.
"Beneran kan?"