Bian terus berjalan tanpa mempedulikan Ria yang menatapnya seolah sudah siap untuk menerkamnya. Setelah keluar dari ruangan divisi perencanaan, langkah kaki Bian terhenti,
"Berani banget kamu datang kesini," Ria tampak berjalan mendekati Bian, Bian menoleh kearah sumber suara, Bian memutar bola matanya malas setelah melihat siapa yang berbicara.
Setelah Ria dan Bian berdiri berhadap-hadapan, Bian pun tersenyum, "Aku pikir ini bukan urusan kamu," ucap Bian,
"Dasar emang kalau udah nggak punya malu, susah buat di omongin," sinis Ria kepada Bian,
"Sorry Ri, sepertinya kita bakalan sering ketemu," ucap Bian kepada Ria,
"Kalau kamu nggak suka, kenapa nggak cari cara buat misahin aku sama Jackran aja." Ucap Bian tersenyum penuh kemenangan,
"Kenapa, kamu pikir ini sudah berakhir?" ucap Ria,
"Dengar ya Bianatya, Jackran nggak akan pernah milih kamu dibandingkan Tiara, ada alasan kenapa saat ini dia sama kamu," Ucap Tiara,
“Kesepakatan seperti apa, bukankah hal yang paling besar yang bisa saya dapatkan adalah Jackran, jika nenek berbicara tentang uang, bukankah lebih baik saya dengan Jackran yang bisa memberi saya banyak uang,” ucap Bian kepada nenek Jackran, merasa jengah dengan uang yang selalu menjadi tawaran untuknya (Mengukir Namaku di Hatimu By SkyB)
Terima kasih buat teman-teman yang udah baca, di persilahkan untuk memberikan masukan, apakah ceritanya membosankan atau lainnya, mohon gunakan bahasa yang baik.
Selamat menikmati, Jangan lupa BAHAGIA