--------------------
Lembah Jie yang indah.
Angin berhembus lembut menggoyang tanaman tinggi di lapangan hijau yang terbentang luas sejauh mata memandang, beberapa hewan kecil seperti tupai dan kelinci yang sengaja dibawa TangYuan dari istana sudah berlari bebas sekencang-kencang kaki kecil mereka bisa, kuda liar dibiarkan berlari bermain bersama beriringan menikmati udara segar siang menjelang sore.
Fei membawa kuda besarnya berjalan pelan menapaki jalan berumput hijau dengan Hong bersamanya, DaHuang ikut di belakangnya.
Rambut Hong yang duduk menyandar di depannya terbang hingga mengenai wajah Fei, baunya yang harum, helai rambut yang lembut, rambut warna merah terang yang semakin terlihat berkilau di bawah matahari menjelang sore.
Fei menikmati kehangatan tubuh Hong walau adiknya menempel padanya, ia merapihkan rambut depan Hong dan mengecup keningnya, Hong sudah biasa dengan perlakuan kakaknya hingga ia cukup menikmatinya.
"Apa kau merasa baik-baik saja dik? Masih sakit tidak?" Bisik Fei, Hong menggeleng.
"Hanya sedikit kak, ini sudah baikan kok"
Fei tersenyum, lagi-lagi mengecup kening Hong dan merapihkan rambutnya yang lagi-lagi mengenai wajahnya.
Hong mendongakkan kepalanya melihat sekitarnya.
"Kak langitnya bagus sekali yah"
Fei mengangguk.
Kuda berjalan pelan, seakan ada irama musik dari angin yang turut mengiringi langkah tapak kaki kuda besar tersebut di atas tanah hijau subur yang penuh dengan rumput dan bunga kecil yang cantik, bau lembah Jie, bau yang menenangkan jiwa, bahkan dalam setiap mimpi indah yang muncul adalah lembah Jie yang sangat dirindukan Hong, ia hampir ketiduran karena udara sejuk dan hangatnya dada Fei di belakangnya.
Klop klop klop klop.
Hong membawa kandang XiaoHung yang menggantung di sadel kuda, burung kecil yang akan dibebaskan di lembah Jie, ia pasti sudah tidak sabar terbang bersama teman-temannya di antara pohon dan tanaman indah berwarni-warni di lembah.
"Kak, di sebelah sana saja, XiaoHung pasti akan suka berada di sana"
Hong menunjuk ke arah bebatuan yang bertumpuk tempat ia biasa merebahkan tubuhnya di sana. Fei mengiyahkan, ia membawa kuda besarnya ke arah bebatuan.
"Hong tahu khan burung kalau sudah bebas akan pergi ke mana saja, jadi walau adik suka duduk di sana XiaoHung belum tentu masih ada di sana nanti"
Fei menghentikan kudanya di dekat bebatuan, mengulurkan tangannya membantu Hong turun.
"Pelan-pelan dik"
"Dia akan kembali kak, Hong sudah berpesan pada XiaoHung agar tidak pergi jauh-jauh, lagipula di sini khan ia memiliki banyak teman, banyak makanan, minuman, jauh dari pemburu, XiaoHung pasti akan menyukainya"
DaHuang ikut berhenti dan duduk di atas bebatuan bersama Fei dan Hong, pemandangan di sana memang sangat indah, tidak ada yang mengalahkan lembah Jie, walau mereka sudah berkelana hingga ke penjuru negeri tapi lembah Jie memang membuat setiap orang ingin selalu kembali lagi ke sana.
"Tuan muda lihat itu, awannya seperti anak ayam" DaHuang menunjukkan awan gemuk yang berjalan di atas mereka, Hong melengking.
"Iyah kak, mirip sekali dengan BeiBei, gemuk sekali hahahaha"
**BeiBei, induk ayam peliharaan Hong yang gemuk dan menggemaskan, menurut Hong mungkin karena BeiBei sudah memiliki banyak anak ayam hingga ia membulat seperti itu.
Fei tersenyum, ia membantu Hong membuka kandang XiaoHung.
"Bisa tidak dik?"
Hong berusaha.
"Pangeran Yo itu mendapat burung begini cantik darimana? Lalu ular peliharaannya, semua hewan yang tidak ada di Tang, ia pasti membawanya dari Ayunda yah" tanya Fei, Hong mengangguk.
"Sepertinya sih kak, pangeran Yo juga memiliki dua ekor anjing besar berbulu lebat di tamannya, katanya mendapatkannya dari perbatasan Ayunda, tadinya Hong mau itu tapi lebih kasihan pada XiaoHung, ia sendirian di sana, yang lain ada teman hanya ia yang sendirian, yah khan XiaoHung"
..................
Di depan gerbang rumah besar Jie.
Drap drap drap drap!!
Suara derap kuda berlari cepat dan berhenti di depan gerbang, pengawal segera menyambut orang yang tak lain adalah KaiLe dan Tao yang segera masuk ke dalam gerbang rumah besar.
"Tuan Jie!" Seru Kai.
LuWang menyambut kedatangan pangeran KaiLe yang buru-buru masuk ke ruang tengah, di mana kebetulan BaiHu dan TangYuan tengah menikmati waktu santai mereka.
"Tuan Jie, Tuan Putri" KaiLe sempat memberi hormat yang dibalas oleh BaiHu dan TangYuan, BaiHu mengerutkan dahinya melihat pangeran itu kembali setelah pamit saat HongEr membaik tadi pagi.
"Yang Mulia pangeran Kai anda kembali?" Sambut BaiHu, KaiLe melirik ke sekitarnya, tidak menemukan Fei dan Hong di mana-mana.
"Adik Hong, apakah baik-baik saja?"
BaiHu mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan KaiLe, ia baru melihatnya tadi pagi.
"Iyah Hong sudah membaik dan sedang ada di lembah bersama FeiEr, kurasa lukanya juga sudah mulai membaik, Hong sudah lebih bersemangat"
KaiLe menelan ludahnya bulat, Hong baik-baik saja, apa Akai hanya menggertaknya saja?
"Eh apa hamba boleh melihatnya di lembah?" Tanya KaiLe, BaiHu dan SangTao saling melirik, gelagat pangeran Kai agak mencurigakan menurut mereka.
"Sang siapkan kuda kita akan ke lembah" perintah BaiHu, Sang menurunkan kepalanya mengangguk.
"Siap tuan" dan beranjak keluar cepat.
.......................
Di lembah Jie.
Hong membuka pintu kecil kandang XiaoHung dan membiarkan burung kecil itu keluar, sejenak burung cantik itu hingga di tangan Hong dan bertengger dengan ceria membuat Hong tertawa jenaka.
"Hehe ia lucu sekali"
Hingga tak lama Hong mengangkat tangannya dan membiarkan burung itu terbang dari tangannya.
"Ciitt ciiittt ciiitt ciit"
Sayap kecilnya mengepak secepat ia mengangkat tubuh kecilnya di atas angin, seakan menikmati sepuasnya mengepak sayap selebarnya tanpa halangan, Hong tersenyum melihat burung kecil itu, ia tersenyum melihat dengan mata berkaca-kaca seolah bisa membaca pikiran burung kecil itu, ia bebas, bebas mengepakkan sayap kecilnya, langit yang biru, awan yang putih beriringan, seakan Hong ikut terbang bersamanya.
Fei menoleh saat melihat beberapa ekor kuda bergerak cepat dari arah kediaman, ada BaiHu, Paman Sang, KaiLe dan Tao, saat Fei masih bingung kenapa mereka mendekat dengan cepat suara keras DaHuang membuatnya menoleh.
"Tuan Muda Hong"
Fei mendekati Hong, membelalakkan matanya lebar melihat darah begitu banyak di telapak tangan HongEr, ia menahan pundak Hong yang tiba-tiba lemas dengan mulut mengeluarkan darah.
"Hong! Hong apa yang terjadi"
"Kak, Hong, tidak enak badan"
Fei berusaha menghapus sisa darah di bibir Hong yang tiba-tiba terkulai tak sadarkan diri di tangannya, BaiHu meluncur turun cepat dari kuda dan mendekat.
"Hong!"
KaiLe juga mendekat cemas, semua berusaha menahan tubuh Hong yang tiba-tiba lunglai, Fei lebih kaget karena sesaat lalu Hong masih tersenyum dan tertawa ceria, ia tiba-tiba jatuh kini.
"Hong!!"
--------------------