Descargar la aplicación
6.97% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 9: Penumpang Gelap

Capítulo 9: Penumpang Gelap

===========

Tak lama kemudian rombongan sudah melewati gunung, memasuki hutan yang konon banyak bandit, tentu saja para pengawal sangat siaga dengan senjata mereka yang siap sedia.

Hutan yang terletak sekitar satu hari perjalanan dengan kuda itu menjadi satu-satunya jalan penghubung WaiYi dengan dunia luar, atas kekuasaan keluarga besar Jie di sekitarnya sebenarnya sudah berapa kali meringkus bandit dan menyerahkannya pada pihak pemerintah, tapi kemiskinan di sekitarnya membuat bandit selalu berkembang lagi dan lagi.

Entah karena ini masih terang, rombongan yang terdiri dari empat kereta itu, dua kereta penumpang dan dua kereta angkutan barang yang kosong berhasil melewati hutan dengan aman.

Semua bisa sedikit bernapas lega saat tiba di desa terdekat lainnya di kaki gunung.

Tak butuh waktu lama rombongan yang belum juga mau berhenti keluar kota kembali, ini sudah hampir seharian mereka jalan setelah istirahat terakhirnya, tapi sepanjang jalan sepi, tidak ada rumah penduduk, walau harus istirahat juga harus mencari penginapan segera.

Kusir mempercepat laju kudanya kembali, menghentakkan pecut dengan semangat sementara kuda masih dipenuhi semangat tinggi, napas yang keras dan otot otot yang besar, tiga ekor kuda besar pilihan menarik kereta termasuk XiaoEr salah satunya.

Jalan yang tidak rata membuat kereta agak bergoyang kuat, bahkan sejenak rodanya sedikit terangkat dan terhempas kembali ke tanah kuat.

"Hiaaa hiaaa!" Seru kusir.

Di dalam kereta yang terguncang.

"Auww"

FeiEr menoleh, ada suara lain di dalam kereta di mana hanya ada ia dan LuYan saja, ia pasti salah dengar tadi, coba memejamkan mata saja menghemat tenaga.

Kereta melaju lagi lebih kencang, jalan yang berbatu dan tidak rata membuat kereta kembali bergoyang cukup hebat.

"Aww"

Sekali lagi FeiEr mendengar suara itu, dan bukan ia saja, LuYan juga ikut menoleh, keduanya saling melirik, asal suara berasal dari dalam kereta yang ukurannya cukup besar, bagian ujung di mana hanya ada kotak besar untuk menyimpan barang-barang dan berbaring, kotak besar, pikir FeiEr curiga, apa ada penumpang gelap di dalam kereta?

LuYan menepuk pundak kusir memintanya memperlambat laju kuda, sementara FeiEr bersiap menghunuskan pedangnya di depan kotak besar, LuYan membukanya perlahan.

Sambil menarik pedangnya LuYan membuka tutup kotak.

"Sreetttt!"

Suara pedang tajam keluar dari sarungnya.

"DaHuang!" Suara TangYuan menggema di ruangan, DaHuang tak berani mengangkat kepalanya, ia berlutut di depan putri TangYuan dengan wajah takut, ia sudah lalai.

"ErNiang apalagi yang kau tunggu! Cepat minta semua orang mencari di semua tempat, anak itu benar-benar nakal, ia begitu besar kenapa tidak ada yang lihat ia menyelinap keluar, oh HongEr ku"

Kontan semua orang sibuk, TangYuan panik saat tidak menemukan HongEr di kamarnya, di perpustakaan, di kelas musiknya, di tepi kolam, bahkan di lembah biasa ia main layang-layang, anak itu menghilang, ini sudah menjelang sore itu artinya HongEr mungkin sudah menghilang selama setengah hari dan orang tidak menyadarinya, bahkan DaHuang yang kini siap menerima hukuman paling mengerikan dari tuan putri.

"DaHuang kini apa yang akan kau lakukan? Tuan muda menghilang dan kau tidak tahu ia kemana? Bukannya kami memintamu secara khusus mengawasinya? Apa saja yang kau lakukan seharian ini?" Suara TangYuan menahan emosi.

DaHuang tak berani mengangkat kepalanya, ia tahu telah salah, pagi tadi ia masih melihat tuan mudanya, dan ia meminta DaHuang pergi ke kota sebentar untuk membelikan ia makanan kesukaannya, ia tidak menaruh curiga padahal selama ini tuan mudanya itu tidak pernah menyuruhnya, ia sungguh bodoh, umpatnya dalam hati.

Tak lama dari pintu seorang pengawal rumah membawa seorang pekerja agak tua masuk, sepertinya beliau saksi terakhir keberadaan HongEr.

"Nyonya ini pak tua Tu, beliau yang terakhir melihat tuan muda"

Pria tua itu memberi hormat pada TangYuan.

"Salam nyonya, hamba TuKai"

TangYuan mengibaskan tangannya, perutnya menahan mual membayangkan HongEr mungkin diculik orang jahat, atau apapun yang berbahaya, ia tidak bisa membayangkan hal buruk itu hingga ia sakit kepala.

Er Niang maju.

"Pak tua katakan apa yang diinginkan tuan muda HongEr"

Pak tua Tu menggaruk kepalanya, ia pria tua yang polos dan lugu, hanya menuruti perintah tuannya tanpa banyak bertanya.

"Itu nyonya, tuan muda HongEr meminta hamba mengalihkan perhatian kusir kereta milik tuan muda Fei..."

TangYuan mengangkat kepalanya cepat, ia jadi bersemangat, ia harusnya tahu anak itu kemana.

"Itu dia! Anak itu, ia pasti menyelinap mengikuti FeiEr, nakal sekali, DaHuang!"

DaHuang berdiri cepat mendekat masih sambil menundukkan kepalanya.

"I Iyah Nyonya"

"Bawa kuda yang paling cepat, anak nakal itu pasti menyelinap mengikuti FeiEr, kejar rombongan dan bawa ia pulang"

DaHuang mengepalkan tangannya di depan dada hormat.

"Siap nyonya, hamba akan segera pergi"

Rombongan kuda berhenti untuk beristirahat sejenak, lebih dari lima belas orang dalam satu group yang dikepalai FeiEr dan LuYan menempati kursi di kedai pinggir jalan, beberapa berjaga di dekat kereta dan kuda mereka.

FeiEr menatap HongEr yang kini duduk di depannya, tak habis menatapnya dengan mata tajam karena marahnya, ingin sekali memukulnya tapi ia mana tega.

LuYan menjauh, ia membawa mangkuk mie dan airnya menuju ke meja lain di mana anak buahnya berada, lebih baik jauh-jauh karena tuan mudanya akan marah besar.

Wajah HongEr merengut melihat mangkuk airnya, ia sudah habis dimarahi FeiEr tadi karena ia menyelinap ke kereta dan hampir saja menjadi korban LuKan pedang tajam FeiEr, nama pedang panjang tajam dengan gagang berwarna putih bercorak emas tersebut, sungguh hampir membuatnya jantungan.

HongEr tak berani mengangkat kepalanya, ia tahu salah dan bersiap untuk mendapat amarah dari kakaknya, tapi ia sungguh ingin keluar bersama kakaknya, itu hal yang diimpikannya sejak terakhir Ayahandanya bilang akan mengajaknya di ekspedisi berikutnya.

HongEr sesekali memijat kakinya, sejak terbentur pintu saat ia buru-buru naik ke atas kereta sementara pak tua Tu mengalihkan pak Mo kusir kereta agar ia bisa masuk tanpa diketahui siapapun, ia baru merasakan nyeri sekarang setelah lama bersembunyi di dalam kotak barang, walau kotak itu cukup besar tapi untuk ukuran tubuh HongEr ia pasti sangat tersiksa di dalam selama beberapa jam, FeiEr jadi mengasihaninya.

"Heh kau ini, sinikan kakimu"

FeiEr menarik kaki kanan Hong menaruhnya di atas pahanya dan memeriksanya, ada ruam kebiruan di mata kaki HongEr saat ia membuka sepatunya.

"Aww sakit kak" HongEr merintih.

"Siapa suruh kau ikut-ikut, kalau Ibunda tahu kau bisa habis dihukum"

HongEr menyesal, ia benar menyesal jika membayangkan wajah cemas Ibundanya saat tidak menemukan dirinya di kamar, Ibundanya itu pasti sangat khawatir sekali, ia harap surat yang ia tinggalkan bisa membuat Ibundanya tenang.

##Di kamar HongEr, selembar surat bertuliskan tangan HongEr jatuh tertiup angin hingga ke bawah ranjang, tidak ada yang menemukannya.

=============


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C9
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión