"Eh, dadamu sakit?" Luci mengerutkan dahinya sendiri. Matanya berubah menjadi mode fokus satu juta kali lipat (majas hiperbola, jangan terlalu dirisaukan). "Apa kau punya penyakit jantung?" lanjut gadis itu.
Di ujung panggilan video itu Spider terlihat menggelengkan kepalanya dengan lemah. Spider tak ubahnya seorang anak yang tengah merajuk dalam keadaan kelaparan. Lelaki itu memang menjadi sangat manja sejak sesi telepon mereka dimulai.
"Bukan? Lalu kenapa?" Luci menyisiri sosok Spider yang tertera pada layar ponsel miliknya. Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Spider, namun lelaki itu sekarang malah bermuka muram.
Setelah sekian detik lamanya, Luci pun menarik satu kesimpulan. "Ah, kau sakit hati? Apa aku baru saja menyakitimu?"