Spider terlalu menyelami kenangan masa lalu antara dirinya dengan Luci.
Hari itu adalah hari pertama Spider kecil memiliki tekad yang kuat untuk bertahan hidup.
Sebelum kedatangan Bee alias Luci, kehidupan di kandang telah banyak menggerus harapan Spider untuk keluar dan bebas.
Namun akhrinya dia bisa melakukannya Spider bisa bebas, walau pun saat itu dia harus pergi tanpa Luci dan walau pun saat itu dia harus menyerahkan setengah nyawanya dulu pada dunia.
Teguran Luci berupa tepukan tangan di bahu kekarnya akhirnya bisa menyadarkan lamunan Spider.
"Apa kau mengurungkan niat untuk mengantarku?" tanya Luci dengan agak takut sebab sedari tadi Spider tidak menyahut maupnn merespon panggilannya.
Masalahnya sekarang adalah gadis itu tidak memiliki banyak waktu untuk berdiam diri dan menunggu lebih lama lagi.
Kondisi Hans mungkin sedang tidak baik jadi Luci harus bergegas untuk menuju ke rumah sakit sekarang.
"Ah, tidak, tentu saja tidak. Aku akan tetap mengantarmu. Sekarang ayo kita antar anak ini menuju mobil yang kusediakan.
Dan kau akan satu mobil denganku," jawab Spider dengan sangat antusias.
Deret giginya terlihat lagi. Hal itu kembali membuat Luci takut sebab senyumannya terlihat seperti sebuah seringai yang jahat walau kenyataannya tidak seperti itu.
"Aku – maaf, tapi aku membawa mobil sendiri," keluh Luci.
Di sisi lain sebenarnya dia ingin satu mobil saja dengan Hans karena bagaimana pun dia masih belum bsia mempercayakan Hans kepada orang lain.
Spider memang keluarga angkatnya dulu namun kekerabatan mereka sudah terputus untuk waktu yang lama. Lagi pula seiring berjalannya waktu sifat orang bisa berubah dan itu juga pasti berlaku pada Spider.
Mungkin saat kecil Spider begitu lembut dan perhatian namun Luci tidak bisa menjamin apakah sifat Spider masih sama untuk saat ini. Oleh sebab itu Luci tidak ingin mengambil banyak resiko.
"Eh, begitukah? Eh, kalau begitu bagaimana jika aku yang menyetir mobilmu? Apa itu tidak masalah? Aku bisa meninggalkan mobilku di sini," usul Spider masih dengan wajah sumringah dan berbunga-bunga.
Luci memikirkan ide itu untuk sejenak. Sebenarnya ini momen yang cocok untuk mengobrol bersama keluargamu yang akhirnya bisa kau temukan, terlebih keluargamu itu masih bersikap baik padamu.
Tapi di samping memang Luci belum ingin meninggalkan Hans tanpa pengawasannya, gadsi itu saat ini masih berada di dalam kondisi yang sangat letih.
Dia butuh tidur, jadi saat di perjalanan Luci tidak bisa menjamin bisa terjaga. Itu juga masalah sebab sekali lagi Luci tidak akan tau sifat Spider sekarang ini.
Dia mungkin memang keluarga angkatnya tapi jika Spider orang baik pasti lelaki itu tidak akan berada di tempat ini sekarang.
Belum lagi sifat santainya yang ingin meninggalkan mobilnya begitu saja di Kubu Evil, telah membuat Luci yakin bahwa Spider sering berlalu lalang di tempat ini, dan itu bukan pertanda bagus.
"Aku tidak bisa meninggalkan Hans. Dia pasti sangat takut jika sadar di tempat yang asing apalagi tanpa melihatku," ujar Luci dengan gundah. Itu memang benar, Luci tidak berbohong.
"Jadi apa maumu? Apa mobilmu cukup untuk ranjang ini?" tanya Spider yang kemudian dijawab Luci dengan geelangan kepala. Spider menghela napas.
"Kau ingin kita memanggil ambulance?" usul lelaki itu.
Ide itu bahkan tidak terbesit di kepala Luci karena di pikirannya memanggil ambulance akan sangat sulit di lakukan mengingat tempat tujuannya adalah Kubu Evil, satu tempat paling menyeramkan dan membahayakan di kota itu.
"Apa itu mungkin?" serak Luci hati-hati dan mulai ragu.
"Tentu saja. Salah satu orang di sini adalah penyumbang terbesar rumah sakit Medical Sky.
Aku bisa memanggil ambulan dari rumah sakit itu untuk kemari, jika kau tidak keberatan aku menempatkan anak itu di rumah sakit itu."
Luci tercengang mungkin lebih tepatnya mencelos. Jadi ini sebabnya kenapa Hans bisa berada di tempat ini sementara pihak bagian informasi mengatakan bahwa Hans telah dipindahkan di rumah sakit Sun Eden.
Itu karena salah seorang dari tempat ini adalah penyumbang terbesar di rumah sakit Medical Sky? Semuanya mulai jelas sekarang.
"Hans memang dirawat di Medical Sky tadinya," ujar Luci.
Sekarang gadis itu ragu apakah dia perlu mengarahkan Hans ke rumah sakit yang sama mengingat Tante Arum pasti akan terlibat judi dan berhutang lagi suatu hari nanti.
Luci takut jika nantinya Hans dijadikan tawanan atau jaminan lagi.
Namun untuk sekarang tidak ada jalan lain. Mungkin di lain kesempatan Luci bisa memindahkan Hans ke rumah sakit lain, pada rumah sakit yang tidak ada sangkut pautnya dari orang yang berada di sini.
"Dan aku tidak masalah jika dia dibawa ke rumah sakit itu lagi. Tapi kau bisa menjamin keselamatan Hans kan?" harap Luci mulai menunjukkan wajah lesu dan letih miliknya.
"Jangan khawatir kau bisa mempercayakan semuanya padaku," tukas Spider.
Sekarang lelaki itu terlihat melakukan panggilan pada ponselnya. Sementara itu langit sudah mulai terang dan bisa menyingkirkan kegelapan maupun keremangan di sekitar.
Luci juga mampu melihat betapa menyedihkan dan pucat wajah Hans. Gadis itu kembali menyelimutinya dengan selimut rumah sakit sementara mantel milik Spider kini Luci sodorkan kepada pemiliknya setelah ransel milik Luci dia pindahkan untuk digendong di punggung.
"Tidak perlu kau kembalikan. Ambil saja mantel itu! Letakkan mantelnya di sekitar Hans.
"Dia akan aman selama berada di perjalanan bahkan di rumah sakit Medikal Sky," terang Spider dengan seutas senyum yang mengembang lagi.
Luci ingin bertanya siapa Spider sesungguhnya, lebih tepatnya apa pengaruhnya di Medical Sky sehingga lelaki itu bisa peraya diri dengan kekuatan mantel yang dipakainya tadi.
Apakah Spider adalah Diamond, orang yang dimaksud oleh lelaki asing yang menjaga Luci tadi?
Jika Spider memang Diamond lalu kenapa? Apa istemewanya dia sehingga Luci tidak perlu takut tentang keselamatan Hans sepanjang ada mantel milik Spider berada di sekeliling anak kecil itu.
Sembari menunggu kedatangan ambulance yang sudah memakan waktu lima belas menit itu akhirnya Luci tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya.
Dengan tangan memeluk lutut dan punggung yang bersandar di dinding gedung Luci pun melirik dan meencuri pandang pada Spider.
Sepertinya Spider menyadari itu hanya saja dia memilih untuk tidak bertanya. Dia ingin Luci berinisiatif untuk bertanya.
Lebih-lebih Spider ingin Luci mencari tahu tentang apa yang telah terjadi pada Spider selama ini.
Spider ingin tau seberapa besar perhatian Luci padanya dan seberapa besar gadis itu merindukannya. Apakah rasa rindu Luci pada Spider bisa menandingi rasa rindu Spider kepada Luci?
"Siapa kau sebenarnya?" telisik Luci dengan wajah agak mendelik.
Sekarang langit sudah mulai diterangi oleh cahaya matahari yang terbit.
Dahulu Luici tidak akan melewatkan satu pagi pun untuk tidak melihat matahari terbit demi berdoa agar permohonannya untuk bahagia di dunia ini terkabul.
Namun setelah kematian Danel, gadis itu sudah tidak percaya pada harapan dan keajaiban.
"Aku Spider. Bukankah kau sudah tau itu?" jawab Spider masih menyunggingkan senyuman yang lebar.
"Bukan itu. Maksudmu siapa kau saat ini? Apa urusanmu di tempat ini?
"Dan kenapa kau begitu yakin dengan mantelmu maka keselamatan Hans bisa terjamin? Siapa kau?" cerocos Luci mulai memberondongi Spider dengan pertanyaan.
Lagi-lagi seutas senyum yang dilihat oleh Luci yang saat ini menghiasi bibir Spider yang masih melengkung itu.
Bahkan di tengah langit terang begini senyum Spider masih sangat mengerikan. Luci merasakan ada aura misterius yang kuat di dalam senyum itu.
"Kau ingat bahwa kau berjanji tidak akan pernah meninggalkanku kan?
"Jika aku mengatakan siapa aku yang sesungguhnya berjanjilah bahwa kau akan tetap memenuhi janjimu itu," timpal Spider dengan suara bass miliknya yang sudah semakin melembut.
***