Descargar la aplicación
11.66% Jiwa Yang Kembali Bersama Dendam / Chapter 7: Sikap Dingin yang Tiba-tiba

Capítulo 7: Sikap Dingin yang Tiba-tiba

Editor: Wave Literature

Adegan yang terjadi di rumah sakit setelah kematiannya tiba-tiba melintas di benaknya. Gu Youli sangat tidak menginginkan kedekatannya dengan Yang Mengshan. Kemudian tanpa sadar ia mengulurkan tangan untuk mendorongnya.

Tapi Yang Mengshan dengan santainya mendekat, "Kakak cepat tebak!" 

Yang Mengshan mengerucutkan bibirnya di depan Gu Youli dengan manja dan ia terlihat sangat menggemaskan.

"Aku tidak tahu!" Jawab Gu Youli sambil tersenyum tipis, tetapi ketidakpedulian di matanya seperti embun beku dan salju yang tersirat di matanya.

Yang Mengshan merasa sedikit bingung ketika menyadari Gu Youli tidak peduli padanya. Ia tidak tahu kenapa kakaknya ini tiba-tiba berubah dan tidak seperti kemarin yang masih peduli dan mau memegang tangannya dengan riang.

"Kakak, apakah kamu marah karena aku tidak meneleponmu ketika aku keluar pagi tadi?" Tanya Yang Mengshan dengan gelisah.

Gu Youli tersenyum tipis, kemudian ia pun berkata dengan nada sombong dan dingin, "Tidak, aku hanya lelah membaca. Jadi aku ingin tidur dengan tenang sebentar!"

Di kehidupan sebelumnya, Gu Youli sendiri tidak tahu apakah dirinya terlalu bodoh atau Yang Mengshan yang terlalu pandai menyembunyikan kebusukannya. Entah kenapa Gu Youli sama sekali tidak menyadari kejahatan Yang Mengshan.

Dulu, Gu Youli sering merasa bangga memiliki seorang adik perempuan yang tidak hanya cantik tapi juga pernah kuliah. Dari hati yang paling dalam, ia ingin selalu menjaga Yang Mengshan. Ketika musim dingin tiba, ia takut Yang Mengshan kedinginan. Sehingga ia membelikannya jaket bulu. 

Ketika musim panas tiba, Gu Youli takut asrama Yang Mengshan kepanasan, dan akhirnya ia pun membelikan kipas untuk Yang Mengshan.

Gu Youli takut Yang Mengshan kehabisan uang, takut Yang Mengshan malu dengan teman-temannya. Sehingga ia berhemat demi memberikan uang kepada Yang Mengshan.

Selama ini Yang Mengshan sendiri selalu memujinya, ia mengatakan bahwa kakaknya adalah seseorang yang memiliki hati paling murni di dunia.

Sekarang, Gu Youli tahu bahwa itu bukanlah hati yang murni, tapi kebodohan. Memikirkan tentang hal itu, tiba-tiba hati Gu Youli merasa terhina dan ia juga merasa sedih. 

Namun Gu Youli juga merasa sangat ragu. Saat ini Yang Mengshan sangat akrab dengannya, namun bagaimana jika ia telah membuat perhitungan di belakangnya. Tidak hanya itu, bagaimana jika dikemudian hari ternyata Yang Mengshan akan menghancurkan hidupnya.

Tapi pada kenyataannya, mereka bukan saudara kembar. Apa mungkin Yang Mengshan mengetahui kenyataan itu ketika dia bertemu dengan neneknya di tahun ketika dia mulai bekerja, atau apa mungkin saat ini dia sudah mengetahuinya kenyataan yang sebenarnya? Batin Gu Yuoli.

Gu Youli ingin tahu, tapi ia harus mengesampingkan pertanyaan itu untuk sementara waktu Sekarang ia hanya membutuhkan ketenangan, tetapi bukan untuk tidur yang tenang, melainkan untuk belajar dengan tenang.

Di kehidupan sebelumnya, meskipun ia melewatkan ujian masuk perguruan tinggi, tetapi setelah itu, ia bisa menghapal dan mengerjakan semua tesnya lagi dan lagi.

Meskipun ingatannya tidak sebagus dulu, namun sebagian besar yang telah dipelajari, ia masih mengingatnya dengan baik. Karena selama ini ia selalu mempelajarinya dengan baik pula.

Ketika Gu Youli mengatakan bahwa ia lelah dan ingin istirahat, Gu Liangwei langsung berkata, "Baiklah. Kalau begitu, Youli istirahatlah. Mengshan, kamu makan dulu semangkuk es kacang hijau, setelah itu tidur dengan nyenyak. Guru kalian menyuruh libur supaya kalian istirahat dengan baik. Jangan main-main lagi."

Yang Mengshan menatap Gu Youli dengan tatapan sedih. Ia merasa sangat sedih sampai tidak berani berbicara. Setelah itu, bersama dengan Gu Liangwei, ia pergi dari kamar Gu Youli.

Gu Youli menatap mereka dengan dalam. Setelah menatap Yang Mengshan selama beberapa detik, ia membuka buku tes yang ada di atas meja.

Hari itu, Gu Youli pergi tidur sangat larut, karena ia mempersiapkan dan mempelajari semua soal untuk ujian masuk perguruan tinggi yang akan di adakan keesokan harinya.

Namun, meskipun Gu Youli tidur larut malam, ia tetap bangun lebih awal dan dalam semangat yang baik. Karena hari ini ada ujian masuk perguruan tinggi, sehingga banyak polisi lalu lintas mengatur lalu lintas di jalan raya.

Rumah keluarga Gu lokasinya berada sedikit jauh dari tempat ujian. Sehingga Gu Liangwei bangun sangat pagi dan mengantar kedua anaknya itu ke sekolah menggunakan mobil van lamanya.

Gu Lianwei sangat bersyukur karena mereka berdua bisa mengikuti ujian di sekolah yang sama. Ketika Gu Liangwei mengantar mereka ke sekolah, ia terus mengatakan kepada kedua anaknya itu, "Ketika ujian nanti, jangan gugup. Rileks saja seperti biasanya."

Gu Liangwei memberikan pesan kepada kedua putrinya supaya tidak gugup, tetapi sebenarnya ia sendiri juga merasa gugup bahkan dahinya penuh keringat.

Yang Mengshan meraih lengan Gu Liangwei dan berkata, "Ayah, jangan khawatir, kapan putrimu ini mengecewakanmu?"


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C7
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de Traducción
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión