suara tawa wanita menggema di sekitar Marvel, Marvel yang mendengar itu hanya bisa menggosok kupingnya karena sangat mengganggu sekali!.
"Oh astaga, aku baru bahwa Tuan Besar Salvador suka pakai pembalut. ternyata berita tentang Tuan besar yang menyukai sesama jenis, Benar adanya ya.. Bahkan sekarang sudah mulai memakai pembalut agar bisa di sebut sebagai wanita". Seseorang berkata dengan nada riang, Beberapa lainnya menimpali dengan suara tawa.
Marvel yang merasa ada hal aneh, langsung melirik ke arah pengawalnya yang sudah menunduk dengan wajah memerah.
"Hei.. katakan sesuatu". Kata Marvel dengan suara pelan.
"Jadi.. Tuan? apakah di sebelahmu itu kekasihmu? dia sangat baik sekali, karena mau menemani kekasihnya belanja bulanan! aku jadi merasa iri". Suara perempuan lain terdengar, Marvel yang mendengar itu hanya bisa mengacak rambutnya pelan. Sebenarnya ada apa ini? Batin Marvel tidak enak.
"Sayang sekali ya, padahal kulihat Tuan Besar Salvador ini memiliki tubuh bagus dan sangat berotot! aku bahkan pernah membayangkan bisa berada di bawahnya dan merasakan kehebatannya. tapi ternyata Tuan besar kita tidak menyukai perempuan seperti kita.. Aku jadi merasa sedih". Salah satu perempuan cantik berjalan ke samping Marvel dan mengambil Pembalut dari ranjang troli yang Marvel bawa. "Hei? fhotoin aku". Marvel diam saja, begitu juga Herrick. Marvel hanya bisa memberikan wajah datar saat beberapa orang memotretnya secara terang-terangan.
Setelah puas dengan apa yang mereka lakukan, Mereka semua langsung pergi dengan tawa yang sangat mengerikan. Marvel bahkan sudah menyenggol beberapa kali Lengan Herrick, kenapa dengan pengawalnya ini? kenapa tidak mengusir wanita wanita tadi yang dengan lancang memotret Marvel?.
"Maaf.. Tuan Marvel, apa aku mengganggu Kencan kalian? jika iya, aku ijin pergi". Ele bersuara pelan, Marvel yang mendengar kata kencan. hanya bisa mendengus dan berusaha menahan lengan Ele.
"Aku ingin berbicara padamu, bisakah kau memberi aku waktu?",. Tanya Marvel penuh harap.
"Baiklah.. kau ingin berbicara dimana?". Tanya Ele.
"Bagaimana jika aku memilih tempat? kau mau ikut saja? atau kau yang memilih tempat. mungkin kau akan nyaman dengan pilihanmu sendiri". Marvel berkata dengan lembut, Ele merasa sedikit tersipu malu mendengar suara lembut itu.
"Aku ikut saja, tapi aku mungkin tidak bisa lama-lama". Setelah Ele mengatakan hal itu, Temannya Rose yang tadi baru saja dari kamar mandi. langsung menghampiri Ele dan melihat siapa yang diajak bicara oleh Ele.
"Astaga. Tuan Besar Salvador.. Maaf Tuan, saya mengganggu pembicaraan Anda". Rose langsung menunduk sopan, Marvel yang tidak tau siapa perempuan itu. hanya bisa mengangguk saja.
"Kau mengenal Tuan Salvador?". Tanya Rose berbisik pada Ele.
"Iya.. Dia membeli perusahaanku sebelumnya, dan memecat ku." kata Ele dengan santai.
"Apa? dia yang memecatmu?". Tanya Rose tidak percaya.
"Iya.. kenapa? kau kenal dekat ya?". Ele dan Rose masih saja berbincang dengan cara berbisik-bisik. Marvel diam saja tanpa mau mengusik.
"Butik tempatku bekerja, milik ibunya.. maksudku Nyonya Arsinoe Salvador". Ele yang mendengar itu hanya bisa mengangguk, Sangat tau siapa nama yang disebutkan oleh Rose kali ini.
"Nona Rose, bisakah aku meminjam temanmu sebentar? aku ada beberapa keperluan dengannya". Kata Marvel yang sudah tidak sabar membawa Ele pergi.
"Ah.. iya, Maafkan saya Tuan Salvador. Anda bisa membawa teman saya kemanapun, ke atas ranjang juga tidak apa". Rose sudah mendorong Ele. Ele yang melihat temannya menjadi kurangajar, hanya bisa mendelik dengan kesal.
"Herrick, kau urus belanjaanku.. Ah, Rose. bisa kau bantu Herrick? dia pasti butuh bantuan". Setelah mengatakan itu, Marvel menarik tangan Ele dan Mereka berjalan meninggalkan Rose serta Herrick yang hanya bisa memandang kepergian mereka berdua dengan tatapan bertanya-tanya.
Rose yang bertanya-tanya kenapa Marvel bisa begitu dekat dengan Ele, Dan Herrick yang bertanya-tanya tentang bagaimana harus bersikap pada seorang gadis di sampingnya saat ini.
Kepergian Marvel yang menggandeng tangan seorang gadis, membuat semua orang yang ada di supermarket menjadi histeris dan bertanya-tanya siapa perempuan itu.
Eleonore sudah menundukkan wajahnya karena merasa malu, Membiarkan saja tangannya di tarik oleh Marvel dan mereka sudah berdiri di depan mobil Mewah. Marvel yang baru sadar bahwa kunci mobil ada di Herrick, hanya bisa menghela nafas panjang.
"Kita Naik taksi saja ya, aku lupa kalau kunci mobil di pegang Herrick". Kata Marvel, Tanpa menunggu persetujuan Ele. Marvel sudah menyetop taksi dan Taksi berhenti tepat di depan mereka.
Marvel membukakan pintu untuk Ele, Ele Masuk ke dalam dengan perlahan. setelah memastikan Ele duduk dengan nyaman, Marvel menutup pintu dan Mulai berjalan ke arah pintu sebelahnya. Marvel masuk ke dalam taksi dan duduk berdampingan dengan Ele.
Marvel memberitahu kemana tujuannya, Tujuan mereka adalah London Eye dekat sungai Thames. Bukan tanpa sebab Marvel mengajak Ele kesana, Karena Marvel mau membuat Ele nyaman berada di dekatnya, Membuat Ele percaya bahwa Marvel orang yang dapat di andalkan dan mereka bisa berbicara seperti pasangan pada umumnya.
Marvel menganggap mereka berdua adalah sepasang kekasih, walaupun mungkin Ele tidak menganggap seperti itu.
Mereka berada dalam taksi tanpa ada yang saling bicara, Marvel yang bingung ingin berucap apa. sedangkan Ele sejak tadi takut jika Marvel akan melakukan hal-hal tidak baik lagi.
Akhirnya sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang tercipta dan pikiran lain yang berseliweran di otak mereka berdua.
Taksi berhenti di tempat pemberhentian khusus, Marvel keluar lebih dulu. berjalan memutar dan Membantu membuka pintu untuk Ele, Dengan sigap Marvel langsung menggandeng tangan Ele. Marvel membayar Ongkos taksi dalam jumlah banyak, mereka langsung pergi dari sana dan berjalan perlahan menuju London Eye.
Ele melihat tangannya yang terasa sangat hangat di dalam genggaman tangan Marvel, kenapa Ele merasa Dejavu? kenapa Sepertinya Ele pernah merasakan keadaan seperti ini bersama Marvel? kenapa rasanya tidak asing?.
Marvel mengajak Ele masuk ke dalam kawasan London Eye, Ele sedikit bingung.. Bukankah London Eye tidak buka saat malam hari seperti ini? kenapa tetap di buka untuk mereka berdua? dan disini juga tidak banyak orang. benar benar hanya mereka berdua saja.
Sebenarnya di tanggal-tanggal tertentu, London Eye akan bukan sampai pukul 21.30, Tapi Ele tidak tau jam berapa sekarang. Ele tidak memakai jam tangan dan tidak berniat melihat handphonenya.
"Apakah kau sengaja membuka London eye untuk kita berdua?". Tanya Ele yang sudah merasa aneh dengan keadaan sekitar.
"Ya.. aku tidak suka keramaian, lagipula kita bisa naik bianglala dengan tenang dan bisa mengobrol dengan tenang kan?". Kata Marvel yang sudah menarik Ele ke tempat dimana mereka akan naik bianglala.
Beberapa pelayan sudah menyambut Marvel dan Ele dengan sopan, Marvel menarik pelan tangan Ele agar masuk ke dalam kapsul bianglala lebih dulu.
Lalu di lanjutkan dengan Marvel yang ikut masuk ke dalam, pintunya tertutup.. bianglala itu mulai berputar dengan perlahan, mungkin hanya sekitar 26cm/detik..
Kapsul di dalam sini sangat luas, Ele dan Marvel sama sama berdiri dan melihat ke arah kaca. pemandangan Kota London mulai terlihat indah, apalagi saat malam hari seperti ini. Kelap-kelip lampu membuat Ele langsung tersenyum senang. Rasanya menenangkan, Ele baru pertama kali naik bianglala, London Eye. Bukan karena Ele tidak punya uang, Tapi Ele malas harus mengantri lama dan Menghabiskan waktu liburannya.
Tapi saat ini, bersama dengan Marvelo. Ele bisa naik bianglala di London Eye tanpa mengantri, dan bahkan tempat ini di sewa oleh Marvel untuk mereka berdua. bukankah ini sangat menakjubkan dan seperti mimpi? Ele bahkan tidak pernah bermimpi bisa merasakan Kenikmatan seperti ini.
"Kau suka?". Tanya Marvel pelan.
Ele melihat ke arah Marvel dan memberikan senyum kecil. "Aku suka, Terimakasih.. aku tidak tau kenapa kau mengajak aku kemari, tapi.. apapun Niatmu, aku tetap harus mengatakan terimakasih. disini sangat indah, seperti negeri dongeng yang aku harapkan selama hidupku. Berdiri disini dan melihat indahnya Kota London, Berdua saja bersamamu, kita sudah seperti sepasang kekasih". Kata Ele yang sudah tertawa lucu, Marvel yang mendengar itu tidak ikut tertawa. Karena mereka berdua memang sepasang kekasih, bahkan mereka adalah sepasang suami istri yang telah lama di pisahkan oleh sang waktu dan kematian.